Musisi Inggris Rekam Suara Perubahan Iklim di Kutub Utara

4 hours ago 1

Musisi asal Inggris, Sarah Smout.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Musisi dan penyair asal Inggris, Sarah Smout, membawa cellonya ke hamparan es Arktik demi merekam suara perubahan iklim. Ia menggabungkan musik dan suara alam dalam proyek album yang terinspirasi langsung dari lanskap es yang rapuh.

Smout bergabung dengan sekelompok seniman internasional dalam ekspedisi selama 16 hari ke wilayah Lingkaran Arktik, tepatnya di Kepulauan Svalbard, Norwegia. Dalam suhu minus 15 derajat Celsius, ia menyaksikan dampak perubahan iklim secara langsung, mulai dari retakan es hingga situasi berbahaya yang memaksa mereka kembali ke kapal.

“Musik adalah cara yang brilian untuk menyatukan orang, menyentuh hati dan pikiran mereka, serta menginspirasi mereka untuk mengambil keputusan sendiri demi perubahan positif,” ujar Smout seperti dikutip dari BBC, Senin (9/6/2025).

Ia mengatakan rekaman suara yang dikumpulkan, termasuk deru gletser yang retak, akan menjadi bagian utama dalam album debutnya. Dengan bantuan hidrofon, ia merekam suara-suara bawah laut dan menciptakan narasi sonik tentang krisis iklim di Arktik.

Smout menyebut Arktik sebagai tempat paling dramatis dalam menunjukkan kecepatan perubahan iklim. “Tempat itu mungkin jauh, tetapi apa yang terjadi di sana memengaruhi kita semua,” katanya.

Cello yang digunakannya, bernama Bernard, memiliki badan dari karbon yang tahan terhadap cuaca ekstrem. Bersamanya, Smout telah menjelajahi berbagai lanskap alam, namun pengalaman di Arktik dikatakannya paling memicu kreativitas.

Ia berharap proyek musik ini mampu membangun koneksi emosional antara publik dan lingkungan Arktik. “Saya ingin orang-orang mendengar sendiri apa yang sedang terjadi, dan merasa tergerak untuk melindungi dunia yang kita bagi bersama,” ucapnya.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |