Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah penjualan mayoritas saham TikTok dari China ke Amerika Serikat, agoritma TikTok bakal dikuasai oleh Oracle. Oracle, perusahaan teknologi yang dimiliki orang terkaya kedua di dunia, Larry Ellison, kini sudah menyediakan data center untuk operasional TikTok di AS.
Mengutip CNN International, narasumber di Gedung Putih menyatakan bahwa algoritma TikTok akan dikelola di AS dalam pengawasan Oracle.
Oracle adalah perusahaan data yang didirikan oleh Ellison, orang terkaya kedua setelah Elon Musk. Kekayaan Ellison, menurut Forbes, mencapai US$ 377 miliar (Rp 6.289 triliun).
Kendali atas algoritma TikTok adalah faktor penting dalam pembicaraan penjualan saham TikTok dari ByteDance ke entitas yang berbasis di AS. Alasannya, Kongres AS menilai algoritma yang dimiliki oleh TikTok memberikan perusahaan tersebut kemampuan untuk mengendalikan informasi serta penyebaran propaganda ke warga AS.
Algoritma TikTok juga disebut sebagai "rahasia dapur" yang membuat platform video pendek itu kini lebih populer dibanding platform media sosial buatan perusahaan Amerika Serikat seperti Instagram, YouTube, dan Snap.
Posisi Oracle sebagai pengendali algoritma TikTok dikonfirmasi oleh pejabat senior di Gedung Putih kepada beberapa reporter di Gedung Putih. Operasi TikTok di AS beserta salinan algoritmanya akan diserahkan ke perusahaan patungan yang berbasis di AS. ByteDance bakal menguasai kurang dari 20 persen saham di perusahaan.
Mayoritas saham perusahaan pengendali TikTok bakal dikuasai oleh entitas AS, termasuk investor di ByteDance, Oracle, dan perusahaan investasi Silver Lake. Pendiri Dell, Michael Dell serta pemimpin konglomerasi media Fox, Lachlan dan Rupert Murdoch juga akan bergabung sebagai investor baru.
Pejabat Gedung Putih menambahkan bahwa valuasi aset TikTok di AS akan mencapai miliaran dolar. Pemerintah AS tidak akan mengambil kursi dewan ataupun menerima "golden share" di entitas baru pemilik TikTok AS. Namun, belum jelas apakah pemerintah AS akan menerima "bayaran" sebagai syarat persetujuan, demikian dikutip dari laporan Reuters, Selasa (23/9/2025).
Sementara itu, Kedutaan Besar China di Washington menyatakan pihaknya menyambut baik kemajuan negosiasi antar bisnis sesuai aturan pasar yang menghasilkan solusi mematuhi hukum China serta memperhatikan kepentingan kedua belah pihak."
Trump sendiri tengah berupaya menyelamatkan TikTok dari ancaman pemblokiran di AS. UU di AS memutuskan aplikasi dengan 170 juta pengguna Amerika itu harus ditutup pada Januari 2025 bila ByteDance gagal melepas aset AS-nya. Namun, Trump berulang kali menunda penegakan aturan tersebut hingga pertengahan Desember guna memberi waktu finalisasi kesepakatan.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Pengguna TikTok Diam-Diam Dikirim ke China, Terbongkar