- Pasar keuangan Indonesia ambruk berjamaah, bursa saham dan nilai tukar melemah
- Wall Street kompak menguat di tengah harapan pembicaraan China vs AS
- Sentimen dalam negeri, perkembangan perang dagang China dan AS serta ekonomi AS akan menjadi penggerak pasar hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada Selasa (3/6/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah, dan Surat Berharga Negara (SBN) dilirik investor.
Pasar keuangan domestik diproyeksikan masih akan dipengaruhi oleh sentimen eksternal maupun internal pada Rabu (4/6/2025). Selengkapnya mengenai proyeksi bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
Pada penutupan perdagangan kemarin Selasa (3/6/2025), IHSG ditutup melemah 0,29% ke posisi 7.044,82. Hal ini memperpanjang depresiasi IHSG yang telah menurun selama tiga hari beruntun.
Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp14,49 triliun dengan melibatkan 24,85 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,25 juta kali. Sebanyak 261 saham menguat, 353 saham melemah, dan 193 saham stagnan.
Sementara dari sisi investor asing, tampak net sell dalam jumlah sebesar Rp736,24 miliar.
Secara sektoral, lima dari 11 sektor ditutup di zona merah dengan penurunan paling signifikan yakni sektor industrial sebesar 1,54%, kemudian teknologi yang terdepresiasi 1,23%, dan sektor consumer cyclical yang melemah 0,96%.
Sementara sektor transportation justru mengalami apresiasi sebesar 1,17%, kemudian healthcare mengalami kenaikan 0,59%, dan sektor property menanjak 0,3%.
Beralih ke pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada posisi Rp16.280/US$ atau melemah 0,25%.
Selanjutnya, beralih pada imbal hasil SBN yang bertenor 10 tahun terpantau turun 0,31% menjadi 6,819%.
Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini menunjukkan investor cenderung untuk masuk ke pasar SBN untuk sementara waktu.
Pages