OJK Catat Pasar Modal Alami Pelemahan 2,15 Persen Sejak Awal 2025

6 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan kinerja terkoreksi pada pasar modal Indonesia sepanjang semester pertama 2025. Tercatat, terjadi pelemahan sebesar 2,15 persen pada pasar modal secara year to date (ytd).

“Pasar saham domestik secara month to date (mtd) mengalami sedikit pelemahan sebesar 3,46 persen ke level 6.927,68. Sedangkan secara ytd melemah 2,15 persen,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan Juni 2025 yang digelar secara daring, Selasa (8/7/2025).

Data yang sama menunjukkan terjadinya penurunan nilai kapitalisasi pasar di bursa, baik secara mtd maupun ytd. “Nilai kapitalisasi pasar tercatat Rp 12.178 triliun atau turun 1,95 persen secara mtd dan turun 1,28 persen secara ytd,” terangnya.

Inarno juga menyampaikan bahwa investor nonresiden mencatatkan net sell secara mtd pada Juni 2025 sebesar Rp 8,38 triliun dan secara ytd sebesar Rp 53,57 triliun.

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) tercatat menguat 1,18 persen secara mtd ke level 414. Sementara itu, investor nonresiden mencatatkan net sell sebesar Rp 7,36 triliun secara mtd dan net buy sebesar Rp 42,27 triliun secara ytd.

Adapun di industri pengelolaan investasi, per 30 Juni 2025 nilai asset under management tercatat sebesar Rp 848,69 triliun, turun 0,19 persen secara mtd namun naik 0,87 persen secara ytd. Untuk produk reksa dana, tercatat net subscription sebesar Rp 0,45 triliun secara mtd, dan net redemption sebesar Rp 2,02 triliun secara ytd.

“Sementara itu, dari sisi penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif. Tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp 142,6 triliun, dengan Rp 8,49 triliun di antaranya berasal dari fundraising oleh 16 emiten baru,” lanjut Inarno.

Untuk penggalangan dana melalui securities crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuannya hingga 25 Juni 2025, OJK mencatat terdapat 18 penyelenggara yang telah mengantongi izin. Dari SCF telah dilakukan 851 penerbitan efek oleh 525 penerbit, dengan jumlah pemodal mencapai 182.635. Total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebesar Rp 1,6 triliun.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |