Jakarta, CNN Indonesia --
Banyak pelancong mungkin tidak menyadari risiko yang mereka ambil saat terhubung ke jaringan Wi-Fi gratis di bandara. Para pakar mencoba memperingatkan bahaya ini.
Pada puncak musim liburan musim panas, tak terhitung jumlah pelancong memadati bandara dan mengandalkan Wi-Fi gratis yang ditawarkan di area publik.
Namun, banyak dari mereka secara tidak sengaja membiarkan diri mereka terekspos bahaya serius bahkan sebelum mereka menginjakkan kaki di pesawat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun Wi-Fi gratis bandara mungkin tampak sebagai cara praktis untuk menghabiskan waktu, para pakar memperingatkan bahwa hal itu dapat membuat pengguna rentan terhadap risiko siber paling berbahaya.
Banyak pengguna langsung terhubung ke jaringan publik tanpa ragu untuk memeriksa email, mengakses aplikasi perbankan, atau memesan akomodasi di menit-menit terakhir.
Namun, menurut para ahli, koneksi cepat itu dapat membuka jalan bagi pencurian data yang sangat sensitif, demikian dilaporkan The Express, seperti dilansir Mirror.
CEO dari situs perbandingan broadband Fibre Compare, Geoff Pestell, mengungkapkan bahwa salah satu risiko terbesar bergabung dengan jaringan Wi-Fi publik adalah potensi pencurian identitas.
Ia menekankan bahwa terhubung ke jaringan bandara yang tidak aman dapat memungkinkan penjahat siber untuk mengumpulkan berbagai macam detail pribadi, mulai dari keberadaan dan riwayat perjalanan Anda hingga data keuangan, termasuk rincian perbankan dan kartu kredit, serta informasi dasar namun sensitif seperti nama, detail kontak, dan status perkawinan Anda.
Dan ini bukan satu-satunya kekhawatiran, karena hotspot Wi-Fi publik, yang seringkali tidak terenkripsi, membuat aktivitas internet Anda sepenuhnya rentan.
"Banyak pengguna tidak menyadari bahwa jaringan Wi-Fi publik seringkali tidak mengenkripsi data yang Anda kirimkan," kata Geoff.
Ini berarti bahwa orang asing di jaringan yang sama dapat memata-matai penggunaan internet Anda, berpotensi menangkap segalanya mulai dari detail login Anda hingga email pribadi.
Ada juga risiko malware dan phishing. Penjahat siber dapat memasukkan perangkat lunak berbahaya ke perangkat melalui tautan unduhan palsu atau menipu pelancong untuk mengisi formulir penipuan yang disamarkan sebagai portal yang sah.
"Jika Anda menggunakan jaringan Wi-Fi publik, peretas mungkin juga dapat menginfeksi komputer, ponsel, atau perangkat terhubung lainnya dengan perangkat lunak berbahaya," ucap Geoff memperingatkan.
(wiw)