Pakar Siber Ingatkan Pentingnya Password Kuat dan Verifikasi Ganda

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pakar siber dari Information and Communication Technology (ICT) Watch, Indriyatno Banyumurti, mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan kata sandi atau password yang kuat guna mencegah pencurian data pribadi di era digital.

Password yang kuat itu paling tidak mengandung huruf besar dan kecil, angka, serta simbol. Digabungkan semuanya,” ujarnya dalam talkshow bertema Tanggung Jawab Konsumen dalam Bertransaksi, di sela Jakarta Kreatif Festival 2025, Jakarta Selatan, Ahad (8/6/2025).

Ia menambahkan, pada banyak kasus peretasan, satu akun media sosial yang diretas kerap berimbas pada akun lainnya, seperti email. Penyebabnya adalah penggunaan password yang sama untuk semua akun.

“Kalau akun diretas, email-nya masih bisa dibuka tidak? Sebagian bilang tidak bisa karena password-nya sama. Begitu satu akun berhasil dibobol, yang lainnya ikut jebol. Maka password harus berbeda untuk tiap akun,” jelasnya.

Indriyatno menyarankan masyarakat untuk mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah (two-factor authentication) sebagai lapisan keamanan tambahan. Ini berlaku di semua aplikasi, termasuk WhatsApp.

“Verifikasi dua langkah itu ibarat kunci ganda di motor. Kalau akun WhatsApp kita di-hack, meski pelaku tahu nomor dan OTP, tetap butuh memasukkan PIN. Jadi lebih aman,” ujarnya.

Untuk pengguna Android, caranya adalah masuk ke aplikasi WhatsApp, klik ikon titik tiga di kanan atas, pilih Setelan, lalu pilih Akun dan aktifkan Verifikasi dua langkah. Sementara bagi pengguna iOS, klik Setelan di kanan bawah, lalu masuk ke Akun dan aktifkan fitur yang sama.

Lebih lanjut, Indriyatno mengingatkan pentingnya berpikir kritis dan cermat dalam menggunakan perangkat digital. Ia menyarankan agar tidak sembarangan menjawab panggilan dari nomor tidak dikenal, terutama panggilan video.

“Begitu juga dengan tautan yang dikirim oleh orang tak dikenal. Jangan asal klik. Itu bisa jadi jalan masuk untuk mengambil alih data kita,” katanya.

Menurutnya, masyarakat harus mempertimbangkan risiko dan dampak buruk dari setiap interaksi digital. “Modus pencurian data selalu berkembang. Maka kita harus jeli dan selalu waspada,” ujarnya menutup.

sumber : ANTARA

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |