Perang Dagang Makin Keruh, Trump Serang Brasil dengan Tarif 50 Persen

8 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat Donald Trump melancarkan ultimatum terhadap Brasil dengan mengancam mengenakan tarif impor sebesar 50 persen terhadap semua ekspor Brasil ke AS. Dilansir dari Reuters, Trump juga memerintahkan penyelidikan dugaan praktik dagang tidak adil yang bisa berujung pada tarif tambahan.

Trump menetapkan tarif 1 Agustus mendatang melalui surat kepada Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva. Keputusan ini jauh lebih tinggi dibanding tarif 10 persen yang sebelumnya dikenakan pada 2 April lalu.

Selain itu, Trump menuding Brasil melakukan serangan terhadap pemilu dan kebebasan berbicara. Ia juga memerintahkan kantor Perwakilan Dagang AS (U.S. Trade Representative) membuka penyidikan praktik dagang tidak adil berdasarkan Pasal 301 Undang-Undang Perdagangan 1974. Penyelidikan tersebut bisa membuka peluang penetapan tarif baru atas ekspor Brasil.

Langkah Trump ke Brasil dilakukan bersamaan dengan perundingan dagang yang terus berjalan antara AS dan Uni Eropa, mitra dagang terbesar AS.

Sebelumnya Trump melalui akun media sosialnya mengumumkan tarif tambahan 1 Agustus terhadap tujuh negara dengan tingkat perdagangan relatif kecil yakni 20 persen untuk Filipina, 30 persen untuk Sri Lanka, Aljazair, Irak, dan Libya, serta 25 persen bagi Brunei dan Moldova. Kelompok ini hanya menyumbang hampir 15 miliar dolar AS dari impor AS pada 2024.

Sementara itu, Brasil menduduki posisi ke-15 sebagai mitra dagang AS dengan perdagangan dua arah mencapai 92 miliar dolar AS pada 2024 dan mencatat surplus impor sebesar 7,4 miliar dolar AS.

Ancaman Trump dilanjutkan dengan rencana tarif 50 persen pada impor tembaga dan diikuti kemungkinan tarif baru untuk semikonduktor serta produk farmasi. Serangan tarif beruntunnya ini telah menciptakan ketidakpastian global yang membayangi serta memengaruhi keputusan bisnis internasional.

Perundingan dengan Uni Eropa

Trump mengatakan bahwa perundingan dagang dengan China dan Uni Eropa berjalan "cukup baik". Ia menyebut akan memberi tahu UE dalam dua hari terkait tarif yang akan diterapkan.

"Kami diperlakukan sangat buruk sebelumnya, tapi sekarang mereka sangat baik kepada kita. Seolah dunia berubah,” ujarnya.

Kepala Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, menyatakan ada kemajuan pada kerangka perjanjian dan harapannya bisa dirampungkan dalam beberapa hari ke depan, mengingat batas waktu AS mundur dari 9 Juli menjadi 1 Agustus.

Namun, Menteri Ekonomi Italia, Giancarlo Giorgetti, mengingatkan bahwa negosiasi berjalan sangat rumit dan mungkin berlanjut hingga mendekati tenggat waktu.

Sumber dari Uni Eropa dan industri otomotif menyebut bahwa perundingan mencakup opsi seperti pemotongan tarif, kuota impor, serta kredit yang akan dikreditkan terhadap nilai ekspor produsen mobil UE ke AS.

sumber : Reuters

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |