Jakarta, CNN Indonesia --
Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, menegaskan komitmennya mendukung upaya dekarbonisasi global pada ajang Conference of the Parties 30 (COP30) di Belém, Brasil.
Dikutip dari Antara, Senior Vice President Teknologi dan K3LH Petrokimia Gresik, Bambang Ariwibowo, menyampaikan bahwa perusahaan mengurangi emisi karbon melalui penerapan strategi ekonomi sirkular.
"Solusi inovatif ini merupakan langkah nyata perusahaan menuju keberlanjutan lingkungan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia melanjutkan, sejumlah implementasi strategi tersebut, di antaranya optimalisasi gipsum sebagai produk samping yang diolah kembali, pemanfaatan Fly Ash Bottom Ash (FABA), serta pemanfaatan karbon dioksida (CO₂) untuk produksi dry ice dan kebutuhan lainnya.
"Kami memaksimalkan seluruh potensi produk samping agar tidak terbuang, melainkan diubah menjadi bahan baku atau energi alternatif yang mendukung efisiensi dan keberlanjutan operasional kami," tambah dia.
Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah penggunaan FABA sebagai bahan baku pengisi (filler) pupuk NPK menggantikan clay. Berdasarkan hasil uji coba, penggunaan FABA tetap memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan aplikasi pada tanaman padi menunjukkan hasil yang setara dengan pupuk NPK yang menggunakan clay.
Selama ini, bahan baku filler pupuk NPK umumnya menggunakan white clay dari proses penambangan. Melalui pemanfaatan FABA yang merupakan limbah padat, Petrokimia Gresik dapat mengurangi ketergantungan pada bahan tambang baru sekaligus meningkatkan efisiensi produksi.
"FABA memiliki karakteristik dan kandungan yang setara dengan clay. Inovasi ini secara langsung meningkatkan daya saing pupuk NPK yang kami produksi, sehingga manfaatnya juga optimal dirasakan oleh petani sebagai konsumen utama kami," tutur Bambang.
Sementara itu, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob, menyampaikan bahwa perusahaan saat ini mengoperasikan 36 pabrik dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 11 juta ton, mencakup produk pupuk dan nonpupuk.
Aktivitas produksi yang besar tersebut, menurutnya, tentunya memiliki dampak lingkungan, sehingga sejak 2021 perusahaan aktif menjalankan inisiatif dekarbonisasi berbasis ekonomi sirkular.
"Penerapan ekonomi sirkular tersebut berfokus pada pemanfaatan produk samping (byproduct) menjadi produk bernilai tambah," tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa langkah tersebut pada awalnya merupakan cost center sebagai bagian dari komitmen perusahaan mengurangi emisi, namun kini mampu menciptakan nilai tambah sekaligus memberikan solusi nyata dalam menjaga kualitas lingkungan.
Daconi menambahkan bahwa strategi tersebut memberikan dampak positif berupa peningkatan kualitas lingkungan, penurunan risiko kesehatan dan keselamatan kerja, serta terciptanya lingkungan kerja yang lebih nyaman.
Sebagai informasi, pada penyelenggaraan COP30 yang digelar pada 10-21 November 2025, Petrokimia Gresik hadir sebagai salah satu perwakilan industri pupuk dari Indonesia untuk menunjukkan implementasi transisi hijau yang telah dijalankan perusahaan.
(rir)

15 hours ago
3















































