Polisi Periksa Dapur SPPG Penyedia MBG yang Diduga Jadi Penyebab Keracunan 178 Siswa di Sleman

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Polresta Sleman melakukan pemeriksaan terhadap pihak penyedia Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga menjadi sumber keracunan massal terhadap 178 siswa dari tiga SMP di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Pemeriksaan ini disasarkan pada dapur milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berlokasi di wilayah Mlati dengan menggandeng Dinas Kesehatan dan laboratorium di Semarang.

"(SPPG-nya ada) di Mlati, kita baru interogasi," kata Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo kepada wartawan di Sleman (14/8/2025).

Edy mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menginterogasi pengelola dapur dan mengambil sejumlah sampel makanan yang disinyalir menjadi penyebab keracunan. Sampel tersebut termasuk bumbu masakan serta muntahan dari para korban. 

Saat ditanya sampel makanan apa saja yang diperiksa, Edy menyebut seluruh menu yang disajikan saat kejadian, termasuk rawon yang diduga jadi pemicu gejala keracunan turut diuji.

"Baru diperiksa kemarin ya, diambil uji, sekarang lagi diperiksa sama Dinas Kesehatan dan laboratorium kita, nanti kita tunggu hasilnya. Labnya di Semarang," ucapnya.

Pihak penyedia MBG, kata dia, bersikap kooperatif selama pemeriksaan berlangsung. Edy menyebut hasil uji lab kemungkinan baru akan keluar dalam waktu yang cukup lama. Pemeriksaan ini dilakukan bersama Dinas Kesehatan Sleman sebagai langkah untuk memastikan penyebab pasti dari insiden keracunan tersebut.

Sebagai langkah awal, distribusi makanan MBG untuk tiga SMP yang terdampak telah dihentikan sementara. Namun, distribusi untuk jenjang SD masih tetap berlangsung karena belum ditemukan kasus serupa di sekolah-sekolah tersebut.

"Sejak kemarin kita koordinasi dengan MBG untuk operasional khusus di tiga sekolah SMP itu dihentikan dulu, tapi untuk SD tetap (didistribusikan)," ungkapnya.

Mengenai sampai kapan penghentian distribusi akan berlangsung, Edy mengatakan hal tersebut merupakan kewenangan MBG setelah hasil pemeriksaan keluar. "Nanti (pelaksana) MBG yang menentukannya, kalau kita kan hasil penyidikan, kalau dari MBG melakukan pengecekan lagi ternyata steril dan membolehkan ya silahkan. Tapi kalau seandainya tidak, itu kewenangan MBG untuk cabut atau tidak," ucap dia.

Terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Susmiarto mengatakan akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), menyusul kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa dari tiga SMP di Kapanewon Mlati.

Saat kejadian, pihaknya langsung mengambil langkah penanganan darurat, dimulai dari fasilitas kesehatan terdekat. "Pemkab tentu melayani dari penanganan pertama, yakni di puskesmas masyarakat. Hari ini baru mau saya rapatkan," kata Susmiarto.

Ia juga menegaskan bahwa Pemkab akan segera berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN), selaku pihak yang bertanggung jawab atas jalannya program MBG, termasuk melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Saat ditanya mengenai status keberlanjutan layanan MBG di seluruh wilayah Kabupaten Sleman, Susmiarto mengaku belum bisa memberikan kepastian. 

Menurutnya, operasional teknis program tersebut berada di bawah kewenangan BGN dan SPPG. Pihaknya juga masih menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian dan Dinas Kesehatan terkait sumber pasti penyebab keracunan.

"Maka dari itu kalau saya sudah dapat informasi-informasi, SPPG akan kita undang. Tapi kemungkinan kalau tidak bermasalah ya tetap berjalan," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan,  sebanyak 178 siswa dari tiga sekolah menengah pertama yakni SMP Muhammadiyah 1 Mlati, SMP Muhammadiyah 3 Mlati, dan SMP Pamungkas dilaporkan mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program MBG yang didistribusikan oleh dapur SPPG di wilayah Mlati. Sampai saat ini, diketahui sebanyak 19 siswa masih dirawat di RSUD Sleman dan tiga siswa lainnya di RSA UGM.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |