Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan negaranya siap sepenuhnya menghadapi potensi perang baru dengan Israel, seraya menegaskan bahwa program nuklir Iran akan tetap berlanjut meskipun mendapat tekanan dari Barat.
Dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, Pezeshkian juga mengungkapkan pesimismenya terhadap keberlangsungan gencatan senjata yang mengakhiri konflik 12 hari antara kedua negara bulan lalu.
"Kami sepenuhnya siap untuk setiap langkah militer baru dari Israel, dan angkatan bersenjata kami siap menyerang jauh ke dalam wilayah Israel kembali," ujar Pezeshkian, dikutip Kamis (24/7/2025).
Pernyataan itu disampaikan hanya beberapa pekan setelah Amerika Serikat (AS) melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dalam upaya mendukung Israel. Namun, menurut laporan, kerusakan yang ditimbulkan tidak seburuk yang diklaim oleh Washington.
Pezeshkian menegaskan bahwa serangan Israel yang menewaskan sejumlah tokoh militer dan ilmuwan nuklir serta merusak fasilitas nuklir, gagal mencapai tujuan utamanya.
"Israel berusaha menghilangkan hierarki kepemimpinan kami, tetapi mereka benar-benar gagal melakukannya," tegasnya.
Pezeshkian juga mengaku tidak menaruh harapan besar terhadap gencatan senjata yang saat ini berlaku.
"Kami tidak terlalu optimistis tentang itu," katanya. "Itulah sebabnya kami telah mempersiapkan diri untuk setiap kemungkinan skenario dan potensi serangan balasan. Israel telah menyakiti kami, dan kami juga telah menyakitinya. Mereka memberi pukulan keras kepada kami, dan kami membalas keras jauh ke dalam wilayah mereka-tetapi mereka menyembunyikan kerugiannya."
Selama 12 hari konflik berlangsung, lebih dari 900 orang dilaporkan tewas di Iran, sebagian besar warga sipil, dan setidaknya 28 orang tewas di Israel sebelum gencatan senjata diberlakukan pada 24 Juni.
Program Nuklir Berlanjut
Di tengah tekanan internasional untuk menghentikan pengayaan uranium, Presiden Pezeshkian menegaskan bahwa program nuklir Iran akan tetap berlanjut dalam kerangka hukum internasional.
"Trump mengatakan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dan kami setuju, karena kami menolak senjata nuklir. Itu adalah posisi politik, religius, kemanusiaan, dan strategis kami," katanya. "Kami percaya pada diplomasi, jadi setiap negosiasi di masa depan harus berdasarkan logika saling menguntungkan. Kami tidak akan menerima ancaman dan paksaan."
Ia juga menyanggah klaim Trump bahwa program nuklir Iran telah berakhir. "Itu hanya ilusi," ucapnya. "Kemampuan nuklir kami berada di dalam benak para ilmuwan kami, bukan hanya di fasilitas."
Pezeshkian menggemakan pernyataan serupa dari Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi yang dalam wawancara dengan Fox News awal pekan ini mengatakan bahwa Iran tidak akan menghentikan program pengayaan uraniumnya, namun tetap terbuka pada solusi negosiasi asal sanksi ekonomi dicabut dan program nuklirnya diakui sebagai damai.
Upaya Pembunuhan Presiden dan Serangan Balasan
Pezeshkian juga mengonfirmasi adanya upaya pembunuhan terhadap dirinya dalam sebuah pertemuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran pada 15 Juni, yang dilaporkan hanya mengakibatkan luka ringan.
Ia menyebut bahwa serangan itu merupakan bagian dari rencana Israel untuk mengguncang kepemimpinan politik Iran setelah pembunuhan para tokoh militernya.
"Mereka ingin menjerumuskan negara ini ke dalam kekacauan agar bisa menggulingkannya sepenuhnya," ujarnya. Namun, menurutnya, rencana tersebut gagal total.
Pezeshkian juga menegaskan bahwa serangan rudal Iran ke pangkalan militer Al Udeid di Qatar bukan ditujukan kepada negara itu, melainkan kepada Amerika Serikat.
"Kami bahkan tidak pernah membayangkan adanya permusuhan atau persaingan antara kami dan negara Qatar," katanya. Ia mengaku telah menghubungi Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, pada hari yang sama untuk menjelaskan posisi Iran.
"Saya katakan dengan jelas dan jujur bahwa kami tidak menyerang negara Qatar, tetapi menyerang sebuah pangkalan Amerika yang membombardir negara kami, sementara semua niat kami terhadap Qatar dan rakyatnya adalah positif."
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta-Fakta Iran Tembak Jatuh 3 Jet Tempur F-35 Israel