Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan Prajogo Pangestu, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) berencana menjaring hingga Rp2,37 triliun dana segar lewat Initial Public Offering (IPO) di BEI. Lantas, bagaimana profil perusahaan ini?
CDIA berencana untuk melepas sebanyak-banyaknya 12,48 miliar saham biasa dengan nominal Rp100 per saham atau 10% saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Melalui prospektus terbaru, CDIA mematok harga Rp 170-Rp 190 per saham, sehingga dana segar yang akan dikantongi perusahaan maksimal Rp 2,37 triliun.
Rencananya, saham CDIA akan dicatatkan di Bursa Efek Pada 8 Juli, dengan masa penawaran awal pada 19-24 Juni 2025. Kemudian masa penawaran umum pada 2-4 Juli 2025.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO tersebut, setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan digunakan oleh Perseroan untuk disalurkan kepada anak perusahaan yang termasuk dalam pilar bisnis logistik, yaitu CSI dan MIM, yakni senilai Rp 871,75 miliar.
CDIA akan menjadi emiten ketiga di BEI milik Prajogo Pangestu yang IPO dalam 3 tahun terakhir. Lantas, apa yang membedakannya dengan emiten lain milik orang terkaya kedua di Indonesia ini? Berikut penjelasannya.
Profil Chandra Daya Investasi (CDIA)
Melansir prospektusnya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) didirikan pada 8 Februari 2023. Perusahaan ini tercatat bergerak di bidang perusahaan holding dan konsultasi manajemen lainnya.
Dari segi bisnis, CDIA melalui anak perusahaan memiliki empat sektor utama, yaitu pilar energi, pilar logistik, pilar kepelabuhan dan penyimpanan, hingga pilar air. Lini bisnis yang disasar bekerja sama dengan entitas induk dan perusahaan di lingkup Barito Group.
Melalui anak usaha PT Krakatau Chandra Energi (KCE), CDIA menyediakan suplai listrik di kawasan industri Krakatau (KIK) Cilegon, Banten, dengan jaringan pelanggan yang mencakup industri, rumah tangga, hingga instansi pemerintah. KCE mengoperasikan berbagai fasilitas pembangkit termasuk PLTGU 120 MW, PLTS 2,2 MWp, dan jaringan distribusi tegangan menengah hingga rendah.
Bersama Krakatau Posco, KCE juga mengelola PLTGU 200 MW yang memanfaatkan off gas sebagai sumber energi. Selain itu, KCE aktif dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik melalui penyediaan SPKLU di beberapa lokasi strategis.
Di sektor logistik, anak usaha CDIA seperti PT Chandra Shipping International (CSI) dan PT Marina Indah Maritim mengoperasikan tujuh kapal khusus untuk pengangkutan bahan kimia dan gas, sementara mitra entitas asosiasi SBL mengelola logistik darat dengan 155 unit armada truk yang melayani pengangkutan, pergudangan, hingga ekspor-impor.
Demi mendukung kelancaran distribusi, anak usaha PT Redeco Petrolin Utama menyediakan layanan pelabuhan dan penyimpanan, seperti dermaga berkapasitas hingga 35.000 DWT dan 72 tangki penyimpanan dengan total volume 130.000 m&³3;. RPU juga menyediakan layanan pemesanan dan pengambilan produk secara digital untuk meningkatkan efisiensi logistik pelanggan.
Di sektor air, CDIA melalui PT Krakatau Tirta Industri memasok dan mengelola air bersih di Cilegon dan Gresik dengan total kapasitas pengolahan lebih dari 3.400 liter per detik. KTI juga terus mengembangkan fasilitas air demin, daur ulang, dan pengolahan limbah menggunakan teknologi mutakhir seperti membran, ultrafiltrasi, dan biological treatment untuk mendukung kebutuhan industri dan masyarakat.
Dari bisnisnya ini, Chandra Daya Investasi membukukan laba bersih sebesar US$32,69 juta atau sekitar Rp533.3 miliar per Desember 2024 atau naik dari periode yang sama pada 2023 sebesar US$1,87 juta. Adapun, penjualannya tercatat sebesar US$102,25 juta, naik dari sebelumnya US$75,76 miliar.
Pada saat prospektus disebarkan, struktur permodalan Chandra Daya Investasi terdiri atas modal dasar sebesar Rp20 triliun, dengan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp11,23 triliun, yang terbagi dalam 112,3 miliar saham, dengan nominal Rp100 per saham.
Saham tersebut mayoritas dimiliki oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sebanyak Rp7.49 triliun saham atau setara 66,67%, sementara sisa Rp3,75 truliun saham dimiliki oleh Phoenix Power B.V. Sisa saham dalam portepel tercatat sebanyak 87,65 miliar lembar atau senilai Rp8,76 triliun.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking! IHSG Anjlok 2% Lebih, 2 Saham Prajogo Turun Tajam