Purbaya Effect Akhiri Kutukan "Kelam" IHSG di September, Ini Rekornya

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Di sepanjang tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mencatatkan rekor-rekor tertinggi baru sepanjang masa. Performa IHSG mulai membaik sejak pertengahan April dan berlanjut reli hingga akhir September kemarin.

Di sepanjang September 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mencatatkan penguatan sebesar 2,94% dengan mendarat di level 8.061,06 hingga 30 September 2025. Penguatan ini menjadi anomali.

September biasanya dikenal dengan bulan koreksi perdagangan pasar saham, akan tetapi tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dominan mengalami penurunan.

Dimana IHSG mencapai beberapa titik-titik krusial di sepanjang tahun ini, dengan menciptakan rekor baru kemudian koreksi dan berlanjut mencetak rekor baru.

IHSG terlihat mulai berbalik arah dari tren penurunan menuju tren kenaikan (bullish) pada pertengahan April. Rilisnya kinerja keuangan kuartal I 2025 saham-saham perbankan mendorong laju IHSG pada periode April. Sepanjang April IHSG melesat 3,93%.d

IHSG pun lanjut reli pada Mei 2025 dengan kenaikan 6,04% karena efek pelonggaran moneter, dimana Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 % pada Mei 2025, yang meringankan beban biaya pembiayaan dan mendorong likuiditas dalam perekonomian pasar modal.

Namun sayangnya reli sempat terhenti pada bulan Juni dengan penurunan tajam mencapai 3,46%. Investor asing mencatat net sell sebesar Rp 8,38 triliun selama Juni 2025, yang mendorong amblesnya IHSG di sepanjang bulan tersebut.

Usai koreksi tajam, IHSG lanjut reli pada periode Juli dengan kenaikan 8,04%, ditopang oleh lonjakan harga saham-saham milik konglomerat, dan didorong oleh kembalinya pemangkasan suku bunga BI menjadi 5,25%

IHSG pun melanjutkan relinya pada periode Agustus dengan kenaikan 4,62%, yang lagi-lagi didorong oleh pemangkasan suku bunga BI menjadi 5%.

IHSG berhasil reli kembali pada  September dengan kenaikan mencapai 2,94% yang lagi-lagi didorong oleh pemangkasan suku bunga BI menjadi 4,75% dan gebrakan baru dari Menteri Keuangan Purbaya. Di antaranya pemberian likuiditas terhadap bank Himbara, tidak adanya kenaikan tarif cukai tembakau (CHT) untuk 2026, kucuran stimulus ekonomi hingga inspeksi langsung ke kantor bank-bank BUMN.

Bullishnya IHSG juga didorong oleh tingginya transaksi harian yang mencapai di atas Rp30 triliun hingga Rp69 triliun, yang terjadi sepanjang Agustus hingga September 2025.

Relinya IHSG juga diimbangi dengan semakin tingginya pembelian Asing di sepanjang 2025.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |