Pusat Perbelanjaan Didorong Perbanyak Event untuk Dongkrak Minat Belanja

11 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pelaku usaha ritel dan pusat perbelanjaan didorong untuk memperbanyak inovasi dan penyelenggaraan event demi menghidupkan kembali minat belanja masyarakat. Langkah ini dinilai penting di tengah menurunnya daya beli serta maraknya fenomena “rombongan jarang beli” atau Rojali.

Asisten Deputi Perdagangan Dalam Negeri, Perlindungan Konsumen, dan Tertib Niaga Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ismariny, mengatakan pusat belanja tak bisa hanya mengandalkan penjualan produk semata. Kolaborasi dengan restoran, pertunjukan, dan kegiatan interaktif dinilai mampu menciptakan daya tarik baru.

“Teman-teman dari asosiasi pusat perbelanjaan tahu betul, kalau hanya jualan produk, pengunjung sepi. Harus ada kolaborasi dengan restoran, pertunjukan, atau bikin event. Itu yang bisa menarik traffic,” ujar Ismariny dalam Konferensi Pers Hari Retail Modern Indonesia (Harmoni) di Jakarta, Rabu (23/7/2025).

Ia menambahkan, inovasi ini akan menciptakan pertemuan antara produsen dan konsumen secara lebih aktif. Selain menggerakkan pasar, kegiatan seperti ini bisa memacu permintaan terhadap produk dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pemerintah mendukung langkah tersebut lewat kampanye nasional seperti program “Belanja di Indonesia Aja” yang digagas Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo). Program ini melanjutkan semangat kampanye “Bangga Buatan Indonesia” yang telah berjalan sejak 2020.

“Marilah kita menjadikan program belanja ini sebagai upaya bersama untuk mempertahankan ekonomi nasional dan mendorong UMKM naik kelas. Karena pasarnya sudah kita ciptakan dengan cara berbelanja di dalam negeri,” ucapnya.

Menurut Ismariny, masyarakat Indonesia sebenarnya memiliki budaya konsumtif yang tinggi, namun cenderung tersalurkan saat bepergian ke luar negeri. Ia menilai ini bisa diubah dengan menciptakan pengalaman belanja yang lebih menarik di dalam negeri.

“Orang Indonesia itu senang belanja. Kalau haji atau umroh, pedagang tahu sekali bahwa orang Indonesia pasti ramah dan suka belanja,” ujarnya.

Gerakan belanja dalam negeri diharapkan dapat mengalirkan kembali pengeluaran masyarakat untuk memperkuat industri nasional dan membuka lapangan kerja.

“Jalan-jalan ke luar negeri boleh, tapi belanjanya di Indonesia saja. Supaya bisa menghidupi UMKM dan menyerap tenaga kerja lokal,” kata Ismariny.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |