Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup menguat walau hanya tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (26/9/2025).
Melansir dari Refinitiv, rupiah akhirnya mampu menguat ke posisi Rp16.725/US$ atau terapresiasi 0,06%. Hal ini sekaligus mematahkan tren pelemahan rupiah dalam enam hari beruntun.
Sepanjang perdagangan, rupiah sebetulnya sempat melanjutkan pelemahan hingga menyentuh level Rp16.790/US$. Namun, menjelang penutupan perdagangan, rupiah mampu membalikkan keadaan hingga ditutup menguat.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 15.00 WIB terpantau sedang berada dalam zona pelemahan sebesar 0,10% di level 98,450.
Penguatan rupiah hari ini tak lepas dari peran Bank Indonesia yang terus berupaya untuk menjaga nilai tukar rupiah untuk tetap stabil.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo telah membuka suara soal pelemahan rupiah yang terjadi beberapa hari terakhir. Perry menegaskan bahwa bank sentral telah mengeluarkan seluruh instrumennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Bank Indonesia menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri di Asia, Eropa, dan Amerika secara terus menerus, melalui intervensi NDF," kata Perry dalam pernyataannya, Jumat (26/9/2025).
Dia pun mengungkapkan BI yakin bahwa seluruh upaya yang dilakukan dapat menstabilkan nilai tukar rupiah, sesuai nilai fundamentalnya.
Sementara itu, faktor pelemahan Dolar Index (DXY) turut menjadi salah satu penopang penguatan rupiah pada perdagangan hari ini.
DXY berbalik melemah setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan putaran baru tarif, termasuk tarif 100% untuk obat-obatan dari perusahaan yang tidak membangun pabrik di AS, serta bea masuk untuk truk besar dan produk rumah tangga yang akan berlaku mulai 1 Oktober 2025 mendatang.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]