Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berakhir menguat tipis setelah update terbaru mengenai kerangka tarif ekpsor Indonesia ke AS.
Melansir dari Refinitiv, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Rabu (23/7/2025) mengalami penguatan sebesar 0,12% ke posisi Rp16.285/US$. Secara intraday, rupiah sempat menguat hingga ke posisi Rp16.260/US$ di awal perdagangan, namun pada akhirnya penguatan tersebut mesti berkurang hingga di penutupan.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 15.00 WIB mengalami penguatan tipis 0,06% ke level 97,44. Sebagai catatan, DXY sedang berada dalam tekanan setelah mencatatkan penurunan selama tiga hari berturut-turut.
Melemahnya dolar AS belakangan ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar hari ini.
Sentimen positif terhadap rupiah juga datang dari kabar tercapainya kerangka perjanjian dagang antara Amerika Serikat dan Indonesia, yang diumumkan oleh Gedung Putih pada Selasa (22/7/2025) sore waktu AS. Dalam perjanjian yang diberi nama Agreement on Reciprocal Trade atau Perjanjian Perdagangan Timbal Balik tersebut, disepakati bahwa tarif AS atas barang-barang impor dari Indonesia akan ditetapkan sebesar 19%.
Kesepakatan ini dianggap sebagai sinyal positif bagi prospek hubungan dagang kedua negara dan berpotensi meningkatkan arus perdagangan bilateral, sehingga menjadi katalis tambahan yang menopang penguatan rupiah.
Selain menurunkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap hambatan dagang, perjanjian ini juga dapat mendorong sentimen investasi asing masuk ke Indonesia dalam jangka menengah.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gerak 'Roller Coaster' Rupiah di Semester I-2025, Dolar Masih Perkasa