Rupiah Ditutup Menguat, Dolar AS Turun ke Rp16.660

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia — Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (30/9/2025).

Melansir data Refinitiv, rupiah terapresiasi tipis 0,03% di posisi Rp16.660/US$, sekaligus mencatatkan penguatan dalam tiga hari beruntun.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah memang sejak pembukaan telah menguat 0,09% di level Rp16.650/US$, namun seiring berjalannya perdagangan rupiah sempat berbalik melemah ke posisi Rp16.695/US$, sebelum akhirnya kembali ditutup menguat di akhir perdagangan.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB kembali berada di zona pelemahan di level 97,802 atau koreksi 0,11%.

Pergerakan rupiah hari ini, Selasa (30/9/2025), kembali menunjukkan penguatan setelah berhasil turun di bawah level psikologis Rp16.700/US$. Adapun penguatan rupiah pada hari ini masih sangat dipengaruhi oleh melemahnya indeks dolar AS (DXY).

Indeks dolar AS melemah seiring dengan kekhawatiran pelaku pasar terhadap adanya potensi government shutdown atau penutupan pemerintahan pada Rabu (1/10/2025). Penutupan ini terjadi akibat dari kebuntuan politik di Washington, di mana Presiden Donald Trump dan Partai Demokrat gagal mencapai kesepakatan anggaran menjelang tenggat waktu pendanaan.

Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian fiskal di Amerika Serikat yang berimbas pada tekanan terhadap greenback. Investor cenderung mengurangi eksposur pada dolar AS dan beralih ke aset lain, sehingga memberi ruang bagi rupiah untuk menguat.

Dari sisi domestik, kepercayaan terhadap prospek perekonomian Indonesia juga menjadi faktor penting yang menopang rupiah.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan keyakinannya bahwa investor asing akan kembali masuk apabila sinyal kebijakan pemerintah dipahami dengan baik oleh pasar.

"Kalau investor tahu saya enggak main-main memperbaiki ekonomi Indonesia dan ke depan ekonomi Indonesia betul-betul akan membaik, harusnya sih mereka akan masuk ke sini. Karena investor masuk ke sini untuk ikut menikmati kue ekonomi, bukan untuk membangun,adi kalau prospek ekonominya bagus, biasanya mereka masuk," tegasnya.

Purbaya pun optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih kuat pada kuartal IV-2025, seiring kombinasi kebijakan fiskal ekspansif dan moneter longgar. Ia bahkan memproyeksikan pertumbuhan bisa menembus di atas 5,5% (yoy).

"Ke depannya saya yakin triwulan yang ketiga mungkin agak lambat karena waktu kecewaan kan. Tapi triwulan keempat saya yakin pertumbuhannya akan lebih bagus dibanding tiruan-tiruan sebelumnya," ujarnya.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Rupiah Balik Menguat, Dolar AS Turun ke Rp16.570

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |