Sanksi Barat Gak Mempan, Putin Garap Proyek Nuklir Rp 400 T di Iran

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran telah menandatangani perjanjian senilai US$25 miliar (Rp 400 triliun) dengan perusahaan nuklir negara Rusia, Rosatom, untuk membangun empat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Hal ini dilaporkan oleh kantor berita pemerintah Iran, IRNA, pada hari Jumat (26/9/2025).

Langkah ini memperluas kerja sama kedua negara yang telah berlangsung selama puluhan tahun di sektor nuklir, dan terjadi saat keduanya berupaya mempererat hubungan di bawah tekanan sanksi Barat. Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Mohammad Eslami, menggambarkan kemitraan ini sebagai bagian dari hubungan jangka panjang dengan Moskow.

"Kami memiliki hubungan yang baik dengan Rusia terkait kerja sama dalam pembangunan PLTN," katanya, membingkai proyek ini sebagai langkah maju dalam strategi nuklir jangka panjang Iran.

Perjanjian ini mewakili salah satu proyek nuklir terbesar Iran hingga saat ini dan secara signifikan memperluas kerja sama dengan Rusia dalam teknologi reaktor skala besar maupun skala kecil. Kesepakatan ini menggabungkan pembangunan PLTN berukuran penuh dengan dorongan untuk reaktor modular kecil (small modular reactors/SMRs), menandai langkah besar dalam strategi energi jangka panjang Teheran.

Fasilitas-fasilitas tersebut akan berupa reaktor Generasi III yang akan dibangun di lokasi seluas 500 hektare di provinsi Hormozgan di selatan Iran. Setelah selesai, PLTN ini diharapkan dapat memproduksi 5.000 megawatt listrik. Sebagai perbandingan, Bushehr, satu-satunya fasilitas nuklir Iran yang saat ini beroperasi (juga dibangun oleh Rusia), menyumbang sekitar 1 gigawatt.


Selain kesepakatan utama, AEOI menandatangani nota kesepahaman dengan Rosatom untuk pembangunan SMR. Para pejabat mengatakan Iran telah melakukan studi tentang SMR dan menyoroti pentingnya memajukan proyek-proyek bekerja sama dengan Rusia seiring dengan pergerakan industri energi global ke arah ini.

Jaringan listrik domestik Iran telah menghadapi kekurangan berulang kali selama periode permintaan tinggi, membuat jutaan rumah tangga dan industri rentan terhadap pemadaman listrik. Perluasan tenaga nuklir memberi Teheran sumber energi tambahan untuk menstabilkan jaringan listrik sambil mendukung rencana pembangunan 20 tahun jangka panjangnya.


Namun, manuver ini juga membawa bobot geopolitik yang lebih luas. Israel telah lama menuduh Iran maju menuju kemampuan senjata nuklir, dan beberapa negara Barat mendorong sanksi terhadap Teheran terkait nuklir.

Iran membantah setiap klaim tentang kemajuan nuklirnya. Negara Persia tersebut bersikeras bahwa programnya bersifat damai.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Siap-Siap, RI Bakal Punya Pembangkit Nuklir 500 Mega Watt

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |