Sasar Perluasan Pasar Ekspor ke Kanada, Kemendag Siapkan Pelaku Usaha

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Kanada (ICA CEPA) pada 24 September 2025, Kementerian Perdagangan terus menyosialisasikan potensi pasar Kanada agar pemanfaatan ICA CEPA dapat dioptimalkan untuk mendorong peningkatan ekspor nasional.

Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan, Danang Prasta Danial menyatakan, Kanada bisa menjadi pintu masuk untuk memperluas jangkauan produk ekspor Indonesia di Kawasan Amerika Utara. Hal tersebut disampaikan dalam seminar "Potensi Bisnis Indonesia di Kanada melalui Canada CEPA" pada Kamis (16/10), di sela penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.

"Di tengah situasi global yang dinamis dan penuh tantangan, diversifikasi pasar dan perluasan akses pasar bagi produk ekspor Indonesia sangat diperlukan. Oleh karena itu, penguatan kerja sama ekonomi Indonesia dengan mitra dagang perlu terus dilakukan. Salah satu yang didorong pemerintah dan bekerja sama dengan pengusaha yaitu membuka akses pasar ke negara-negara nontradisional, salah satunya dengan Kanada," ujar Danang dikutip Sabtu (18/10/2025).

Danang melanjutkan, Indonesia belum memiliki perjanjian dagang dengan Amerika Serikat (AS). Saat ini, kebijakan ekonomi Amerika cenderung ke arah proteksionisme yang berpotensi menghambat ekspor Indonesia. Dengan demikian, perluasan pasar ke Kanada dapat menjadi alternatif diversifikasi pasar ekspor.

Pada kesempatan tersebut, Atase Perdagangan RI Ottawa, Mahdewi Silky menjelaskan alasan mengapa pasar Kanada potensial untuk produk Indonesia. Kanada memiliki pasar yang stabil dan daya beli tinggi dengan pendapatan per kapita salah satu yang tertinggi di dunia.

"Lingkungan bisnis yang aman dan transparan, serta kesadaran konsumen terhadap produk alami cukup tinggi sehingga produk-produk tropis asal Indonesia yang organik, halal, dan ramah lingkungan akan diminati. Selain itu, Kanada menjadi hub pasar yang lebih luas karena tergabung dalam United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA) dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP). Pelabuhan di Kanada juga menjadi gerbang impor utama di Asia," papar Silky.

Selanjutnya, Silky juga menyampaikan, dengan adanya ICA CEPA, Indonesia akan menikmati tarif preferensi yang diberikan untuk 6.573 pos tarif atau setara 90,5% dari seluruh pos tarif.

"Saat ini, sebanyak 5.048 pos tarif bahkan sudah diberikan tarif bea masuk most favoured nation (MFN) nol persen dan akan tetap nol persen secara permanan di bawah ICA CEPA. Kemudian, 1.525 pos tarif Kanada yang akan dieliminasi saat ICA CEPA diberlakukan akan memberikan potensi peningkatan ekspor Indonesia," lanjut Silky.

Produk ekspor potensial ke Kanada pasca-pemberlakuan ICA CEPA ialah pakaian dan aksesori pakaian; mesin dan perlengkapan elektris; besi dan baja; serta olahan serelia, tepung, pati, dan susu; olahan sayuran, buah, biji, dan kacang; kayu dan barang dari kayu; ikan dan krustasea; dan alas kaki.

Sementara itu, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Vancouver, Andri Satria Permana memaparkan strategi efektif memasuki pasar Kanada. Pertama, lakukan riset pasar yang komprehensif dengan memahami karakteristik dan kebutuhan buyer Kanada.

Kedua, branding dan storytelling produk yang menonjolkan nilai budaya dan keberlanjutan produk Indonesia.

Ketiga, bangun kemitraan dan kolaborasi dengan importir lokal, diaspora, dan platform business-to-business digital.

Keempat, menjaga komitmen keberlanjutan dan kepatuhan regulasi dengan memastikan standar teknis dan sertifikasi. 

Guna mendukung pemanfaatan ICA CEPA oleh pelaku usaha, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Vancouver pun telah melakukan pendampingan kepada pelaku usaha dalam kegiatan business matching, pitching produk, konsultasi bisnis, dan bisnis forum. Selain itu juga mendampingi kunjungan ke perusahaan, in-store promotion, dan promosi digital dan luring melalui pameran dan katalog produk.

"Moto kami di ITPC adalah we export, we support. Berbagai kegiatan ini menghasilkan kerja sama dagang baru, meningkatnya kesadaran terhadap produk Indonesia, dan mendorong keterlibatan aktif diaspora dan komunitas bisnis Indonesia-Kanada," ujar Andri.

Pada kesempatan tersebut, salah satu pelaku usaha yang juga menjadi narasumber, Divisional Manager, Marketing, Busana Apparel Group, Dian Susilowati mengungkapkan, adanya CEPA dengan Kanada akan memberikan keuntungan, seperti menjaring investasi dan kerja sama. Tujuannya agar mendukung industri makin berkelanjutan dan mendorong lahirnya ekosistem yang akan memenuhi kebutuhan, seperti bahan baku dan sumber daya manusia berkualitas.

Dian menceritakan, perusahaannya memproduksi busana untuk merek-merek internasional, salah satunya Lululemon yang memiliki tujuan pasar di Eropa sehingga Busana Apparel Group selalu memanfaatkan kerja sama dengan negara yang menjadi hub dengan tujuan pasar ekspor.

"Selama ini kami selalu menjalin joint venture dengan negara-negara yang memiliki FTA dengan negara atau kawasan pasar kami. Untuk itu, kami sangat bersyukur dengan adanya ICA CEPA ini, seperti angin segar buat kami, karena akses pasar kami akan lebih besar, ke Kanada dan juga ke Amerika Utara," ungkapnya.

Adapun salah satu peserta seminar asal Yogyakarta, Hani, yang memiliki usaha di bidang makanan dan minuman (mamin) dan olahan herbal mengungkapkan bahwa gambaran mengenai pasar Kanada yang dipaparkan sangat bermanfaat, khususnya mengenai strategi diversifikasi produk yang sesuai dengan permintaan konsumen Kanada.

"Kami sudah ekspor ke Kanada, tapi masih dalam skala kecil. Dengan informasi yang dipaparkan hari ini, kami cukup terbantu dan bisa sekaligus tukar pengalaman. Jika diberi kesempatan, kami mau melakukan business matching tapi dengan buyer yang spesifik agar bisa meningkatkan ekspor," ujar Hani.

Seminar "Potensi Bisnis Indonesia di Kanada melalui Canada CEPA" juga turut menghadirkan pembicara Ketua DPD HIMKI DKI Jabodetabek, Edmund Parengkuan, dan Senior Adviser to ICCC, Said Fauzan Baabud. 


(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Live Now! Mendag Buka-Bukaan Peluang Ekspor Indonesia di Kancah Global

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |