Saudi dan UEA Ancam Israel Jika Berani Caplok Tepi Barat

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Pemerintahan dan politikus Zionis membuka kemungkinan pencaplokan sepenuhnya Tepi Barat menyusul pengakuan negara Palestina oleh sejumlah negara Barat. Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mengancam tindakan tegas jika aneksasi itu dilakukan.

“Langkah-langkah aneksasi akan berdampak besar di semua tingkatan,” demikian bunyi pesan Saudi yang dikirim ke Israel, seperti dilansir N12. Sumber-sumber politik Saudi dilaporkan mewanti-wanti para pejabat Israel bahwa mereka akan menerapkan tindakan secara ekonomi dan keamanan untuk menegakkan kedaulatan Palestina di Tepi Barat. Saudi bahkan mengancam akan menutup wilayah udaranya untuk Israel.

Arab Saudi telah memperingatkan Israel bahwa mencaplok Tepi Barat adalah garis merah dan dapat mencegah normalisasi berdasarkan Perjanjian Abraham, N12 melaporkan pada Ahad. Peringatan negara-negara Teluk muncul menjelang pemungutan suara Majelis Umum PBB yang mengakui negara Palestina dan implementasi rencana Perancis-Saudi. 

N12 melaporkan bahwa aneksasi Israel atas Tepi Barat juga akan merusak hubungan Washington dengan negara-negara Arab. Laporan ini muncul setelah Inggris, Kanada, dan Australia bergerak untuk mengakui negara Palestina.

Perjanjian Oslo tahun 1993, yang ditandatangani antara para pemimpin Israel dan Palestina saat itu untuk memulai proses perdamaian, membagi Tepi Barat yang diduduki menjadi tiga zona: A, B dan C.

Area A seolah-olah berada di bawah kendali administratif dan keamanan penuh Otoritas Palestina (PA) – sebuah entitas yang lahir dari Perjanjian Oslo. Sementara Area B berada di bawah pemerintahan administratif Otoritas Palestina dan keamanan Israel. Area C mencakup lebih dari 60 persen wilayah Tepi Barat yang diduduki dan berada di bawah kendali administratif dan keamanan Israel.

Israel berencana mencaplok sepenuhnya seluruh wilayah itu menyusul pengakuan Palestina oleh sejumlah negara Barat belakangan. 

Tokoh politik Israel baik dari pemerintah maupun oposisi pada Ahad mengecam keputusan Inggris, Australia, dan Kanada yang mengakui negara Palestina. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan sekutu-sekutunya berjanji untuk menanggapi tindakan tersebut, dan menegaskan penolakan mereka terhadap gagasan negara Palestina, dengan beberapa orang di koalisinya mendorong aneksasi Tepi Barat sebagai tanggapannya.

“Saya memiliki pesan yang jelas kepada para pemimpin yang mengakui negara Palestina setelah pembantaian mengerikan pada tanggal 7 Oktober – Anda memberikan hadiah yang sangat besar kepada teror,” kata Netanyahu dalam siaran video semalam. "(Kemerdekaan Palestina) tidak akan terjadi. Negara Palestina tidak akan didirikan di sebelah barat Sungai Yordan."

Netanyahu menyatakan bahwa dia tidak akan secara resmi menanggapi pengakuan trilateral tersebut sampai dia kembali dari Amerika. Dia diperkirakan akan membahas masalah ini ketika bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada hari Senin.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |