Sebut Ekonomi Rusia Retak, Menlu Finlandia: Barat Harus Meningkatkan Sanksi

2 months ago 18

Kamis, 06 Februari 2025 - 09:12 WIB

loading...

Sebut Ekonomi Rusia...

Ekonomi Rusia disebut mengalami retakan serius yang bisa dimanfaatkan Barat untuk menempatkan Ukraina berada di posisi terbaik dalam upaya menjalin kesepakatan damai. Foto/Dok

JAKARTA - Ekonomi Rusia disebut mengalami retakan serius yang bisa dimanfaatkan Barat untuk menempatkan Ukraina berada di posisi terbaik dalam upaya menjalin kesepakatan damai. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Finlandia, Elina Valtonen.

Dalam sebuah wawancara dengan The Telegraph, Elina yang berada di London untuk pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri, mendesak negara-negara Barat untuk "mempertahankan tekanan ekonomi" pada Rusia di bulan-bulan kritis ke depannya.

Baca Juga

Gas Rusia Diam-diam Masih Ada di Uni Eropa, 837.300 Metrik Ton Mengalir di Awal 2025

"Kami melihat bahwa sanksi sudah berhasil, ekonomi Rusia menunjukkan beberapa retakan serius. Kami hanya perlu menyelesaikan semuanya sehingga bisa ada perdamaian, mudah-mudahan di akhir tahun," kata Valtonen.

Pernyataan Menlu Finlandia muncul di tengah dorongan baru untuk membatasi "armada bayangan" kapal tanker tua yang tidak diasuransikan yang digunakan Rusia untuk menghindari sanksi Barat.

Moskow mengandalkan sekitar 600 kapal semacam itu untuk secara diam-diam membawa minyak dan gasnya ke seluruh dunia, merusak batasan harga Uni Eropa dan G7 untuk bahan bakar dan produk minyak buminya.

Efeknya Rusia telah memperoleh lebih dari 650 miliar pounds dari ekspor minyak dan gas sejak perang dimulai pada tahun 2022. Pada bulan Desember, 12 negara Eropa termasuk Inggris dan Finlandia setuju untuk mulai meminta bukti asuransi dari kapal armada bayangan yang dicurigai saat mereka melewati Selat Inggris dan lautan di sekitar Denmark, Swedia dan Finlandia.

Baca Juga

Investor Veteran Jim Rogers Ramalkan Ledakan Ekonomi Rusia

Jika diterapkan secara efektif, pemeriksaan tambahan dapat mengganggu operasiasional armada. Para ekonom juga menyoroti tanda-tanda ketegangan dalam ekonomi Rusia dalam beberapa bulan terakhir, seperti keputusan bank sentral untuk menaikkan suku bunga utamanya menjadi 21%.

(akr)

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Baca Berita Terkait Lainnya

Permudah Layanan Perbankan...

45 menit yang lalu

Pagar Laut di Bekasi...

1 jam yang lalu

Diskon Token Listrik...

3 jam yang lalu

Tingkatkan Kesehatan...

10 jam yang lalu

 Mayor Teddy...

11 jam yang lalu

Angkie Yudistia Raih...

11 jam yang lalu

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |