Seruan Pembentukan Pasukan Gabungan Muslim Menguat di KTT Doha

7 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – KTT luar biasa negara-negara Arab dan Muslim di Doha, Qatar, yang dimulai Senin ini diwarnai seruan untuk bersatu menghadapi ancaman Israel. Wacana pembentukan pasukan gabungan negara-negara Arab dan Muslim juga disuarakan sejumlah kepala negara guna mencegah serangan Israel seperti yang dilancarkan di Doha pekan lalu.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negara-negara Muslim harus mencapai swasembada di banyak bidang pembangunan dan mengintensifkan kerja sama. Ia juga menegaskan tekanan ekonomi harus diberikan kepada Israel. “Pengalaman masa lalu telah membuktikan keberhasilan tekanan tersebut,” ujarnya dalam pidato pada KTT di Doha dilansir Aljazirah.

“Mekanisme kerjasama bersama antar negara-negara Islam harus dikembangkan. Kita tidak bisa menerima pengungsian rakyat Palestina, genosida atau pemisahan mereka.”

Sedangkan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengusulkan respons keamanan kolektif gaya NATO terhadap serangan terhadap negara Arab atau Islam mana pun. Dengan mekanisme itu, serangan terhadap satu negara dianggap sebagai agresi terhadap semua negara.

“Keamanan dan stabilitas negara Arab atau Islam mana pun [adalah] bagian integral dari keamanan kolektif kita,” kata al-Sudani dalam pertemuan di Doha.

Dia menambahkan bahwa dia mengusulkan pembentukan komite gabungan Arab-Islam untuk menyampaikan posisi kepada Dewan Keamanan dan badan-badan internasional. “Kita  mempunyai kesempatan nyata untuk mengirimkan pesan yang jelas yang menegaskan bahwa keamanan negara kami bukanlah masalah negosiasi,” katanya.

Dia mendesak para pemimpin di KTT tersebut untuk mengeluarkan posisi Arab dan Islam yang bersatu untuk mengutuk serangan Israel terhadap Qatar. “Serangan itu melampaui semua batasan dan melanggar setiap prinsip kemanusiaan”, dan untuk mengembangkan peta jalan yang komprehensif untuk gencatan senjata.

Kegagalan untuk menghalangi Israel akan “menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut dan tidak akan tercapainya keamanan bagi pihak manapun”, tambahnya.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan negara-negara harus mencari cara untuk melawan serangan Israel. Pezeshkian mengatakan serangan Israel bukan mendadak tetapi bagian dari kebijakan pasukan Israel dan impunitas yang mereka nikmati.

“Selama dua tahun terakhir, Gaza dan warga Palestina di Gaza sangat menderita dan, saat ini, Gaza masih terguncang di bawah serangan Israel,” katanya. “Kita harus bertindak bersama untuk melawan sikap Israel karena Israel telah melanggar kedaulatan sejumlah negara Arab dan Muslim dengan dalih palsu untuk membela diri.” Dia menambahkan bahwa lemahnya kecaman terhadap Israel dari komunitas internasional memungkinkan Israel melanjutkan serangannya tanpa mendapat hukuman.

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Larijani juga menegaskan melalui unggahannya di media sosial bahwa pembentukan "ruang operasi bersama" adalah hal minimum yang bisa dilakukan negara-negara Rab dan Muslim menghadapi kegilaan Israel. "Keputusan ini saja sudah cukup membuat tak tenang tuan dari entitas ini dan mengubah kebijakan mereka," ujarnya.

"Karena kalian tak melakukan apa-apa untuk Muslim yang kelaparan dan tertindas di Gaza, paling tidak ambil keputusan sederhana untuk menghindari kehancuran kalian," ujarnya kepada para perwakilan negara-negara Arab dan Muslim.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |