Bandung, CNN Indonesia --
Sejumlah sekolah yang siswanya mengalami keracunan usai menyantap hidangan makan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, kemarin ini, meliburkan para siswanya.
Beberapa sekolah tersebut diantaranya RA Miftahul Falah, MTS Manarul Huda, dan SMK Karya Perjuangan, yang dikelola oleh satu yayasan. Pihak sekolah memilih meliburkan, instruksi dari Dinas Pendidikan Bandung Barat.
Kepala Sekolah SMK Karya Perjuangan, Jafar mengatakan total keseluruhan siswa yang terdaftar mulai dari tingkat RA sampai SMK, tercatat ada 334.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang mengalami dugaan keracunan ada 89, yang kemarin ini," katanya, saat ditemui CNNIndonesia, Kamis (25/9).
Jafar mengatakan, untuk saat ini para siswa proses belajar diliburkan. Adapun libur diterapkan sampai dengan Jumat (26/9) besok.
"Hari ini diliburkan sampai kemungkinan sampai besok. Baru masuk Senin," katanya.
Untuk saat ini, beberapa dari siswanya yang di rawat di Posko atau di rujuk pun sudah pulang ke rumah masing-masing.
Jafar mengatakan, kronologis keracunan yang dialami para pelajarnya terjadi pada pukul 09.40 WIB, Rabu (24/9). Sebelumnya mereka mendapat pasokan MBG dari dapur SPPG Neglasari, sekira pukul 09.00 WIB dengan menu nasi, tahu goreng, goreng ayam, sambal, dan strawberry.
Setelah menerima hidangan MBG, Jafar pun lalu membagikan makan tersebut kepada para siswanya. Namun sebelumnya ia juga melakukan pengecekan terhadap isi makanannya.
Usai para siswa menyantap hidangan MBG, ada dua siswa yang mengeluhkan mual hingga berkeringat dingin. Jafar pun berkordinasi dengan pihak dapur SPPG Neglasari.
Tak lama kemudian, dua siswa tersebut dievakuasi ke Posko Kantor Kecamatan Cipongkor. Tak lama berada di posko, keduanya pun mengalami kejang dan harus di rujuk.
"Dari dua siswa itu, beberapa siswa lainnya pun mengalami gejala yang sama. Kemudian datang beberapa ambulance ke sekolah dan barulah terjadi itu ada muntah dan lain-lain," kata dia.
Jafar menuturkan, sekolahnya sudah satu bulan mendapat pasokan hidangan MBG. Namun baru kali ini, sekolahnya terjadi kejajdian tersebut.
Ia pun mengaku menjadi sasaran kemarahan beberapa orang tua siswa.
"Saya sebagai kepala sekolah beban. Saya di marahin orang tua, sampai-sampai saya ditunjuk. Katanya Bapa itu tahu, keracunan (di hari Senin sampai selasa kemarin banyak keracunan. Kenapa hari kemarin diberikan ke siswa lagi MGB nya), saya bingung harus bilang apa," kata dia.
Jafar pun berharap ada evaluasi dari kejadiannyang terjadi di Cipongkor ini. Permasalahan keracunan MBG harus melibatkan sekolah, orang tua dan dinas.
"Saya sebagai kepala sekolah mintanya di evaluasi, keselamatan anak-anak nomor satu. Saya setuju aja dananya di ke siswakan atau ke orang tua siswa. Atau di pilih siapa. Kalau mau di lanjut dinas pendidikan dan BGN duduk bersama terus perwakilan orang tua. Karena saya yakin, kalau ini dikasih lagi anak enggak mau makan," katanya.
(csr/ugo)