Tentara Israel Akui Sengaja Tembaki Pencari Bantuan di Gaza

5 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Perwira dan tentara Israel mengkonfirmasi menerima instruksi langsung untuk menembak warga Palestina di dekat pusat bantuan yang dikelola oleh organisasi yang disebut “Kemanusiaan Gaza” di Jalur Gaza. Sejauh ini lebih dari 500 orang dibunuh dengan cara ini. 

Perwira dan tentara Israel mengatakan kepada media Israel Haaretz bahwa perintah penembakan dikeluarkan oleh komandan militer untuk menjauhkan warga Palestina dari pusat bantuan. Mereka menambahkan bahwa warga Palestina tidak bersenjata dan tidak menimbulkan ancaman apapun kepada siapapun, namun tentara penjajah tetap diperintahkan untuk melepaskan tembakan. 

Seorang tentara Israel menggambarkan pusat-pusat bantuan di Jalur Gaza sebagai “medan perang,” dan mengatakan, “Kami menembak para pencari bantuan seolah-olah mereka adalah pasukan penyerang.”

Berbicara kepada surat kabar tersebut, dia menekankan bahwa tentara Israel tidak menggunakan cara biasa untuk membubarkan pencari bantuan di Gaza, melainkan menggunakan semua jenis senjata berat, katanya. 

Seorang tentara mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa “membunuh warga sipil yang mencari bantuan di Gaza telah menjadi rutinitas tentara Israel,” dan para komandan tidak perlu membenarkan perlunya menembaki warga Palestina.

Yang lain menggambarkan penargetan warga sipil di dekat lokasi distribusi bantuan perusahaan AS, yang dilindungi oleh militer Israel, sebagai “ideologi komandan lapangan.”

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 549 warga Palestina telah syahid dan lebih dari 4.000 orang terluka sejak 27 Mei, di dekat pusat bantuan dan di daerah di mana warga sedang menunggu truk makanan. 

Jaringan organisasi nonpemerintah Palestina pada hari Kamis memperingatkan bahwa Israel berupaya melanggengkan kekacauan dan kekerasan di Jalur Gaza dengan mengendalikan distribusi bantuan yang langka di tengah genosida yang sedang berlangsung.

Di luar pengawasan PBB dan organisasi internasional, Tel Aviv dan Washington mulai menerapkan rencana pada tanggal 27 Mei untuk mendistribusikan bantuan terbatas melalui apa yang disebut "Yayasan Kemanusiaan Gaza", yang memaksa warga Palestina yang kelaparan untuk memilih antara mati karena kelaparan atau ditembak oleh tentara Israel.

Bantuan didistribusikan di zona penyangga di Gaza selatan, namun rencana tersebut semakin menunjukkan tanda-tanda kegagalan, dimana distribusi berulang kali terhenti karena masuknya orang-orang yang kelaparan dan tembakan militer Israel ke arah massa.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |