Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki hari ketiga, pertempuran di perbatasan Thailand-Kamboja semakin memanas. Kedua belah pihak mengatakan mereka telah bertindak untuk membela diri dalam sengketa perbatasan dan meminta pihak lain untuk menghentikan pertempuran dan memulai negosiasi.
Lebih dari 30 orang telah terbunuh dan lebih dari 130.000 orang mengungsi. Pertempuran tersebut menjadi yang terburuk antar tetangga Asia Tenggara dalam 13 tahun terakhir.
Di Kuala Lumpur, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang juga sebagai ketua blok regional ASEAN, mengatakan pihaknya akan terus mendorong proposal gencatan senjata.
Kamboja telah mendukung rencana Anwar, sementara Thailand telah mengatakan bahwa mereka setuju dengan Anwar.
"Masih ada beberapa pertukaran tembakan," kata Anwar, seperti dikutip Kantor Berita Bernama, dilansir Reuters, Sabtu (26/7/2025).
Anwar sendiri telah meminta menteri luar negerinya untuk berhubungan dengan kementerian luar negeri masing-masing. "Dan jika memungkinkan, saya akan terus terlibat dengan mereka sendiri - setidaknya untuk menghentikan pertempuran," imbuhnya.
Terbarunya, ada bentrokan pada Sabtu pagi, di provinsi pesisir Thailand tetangga Trat dan Provinsi Pursat Kamboja, sebuah front baru lebih dari 100 km (60 mil) dari titik konflik lainnya di sepanjang perbatasan yang telah lama diperebutkan.
Kedua negara telah berhadapan sejak pembunuhan seorang tentara Kamboja pada akhir Mei selama pertempuran singkat. Pasukan di kedua sisi perbatasan diperkuat di tengah krisis diplomatik yang membawa pemerintah koalisi Thailand yang rapuh ke ambang kehancuran.
Thailand mengatakan tujuh tentara dan 13 warga sipil telah tewas dalam bentrokan. Sementara di Kamboja, lima tentara dan delapan warga sipil telah tewas.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiba-Tiba Kamboja Minta Militer Siaga & Setop Drama Thailand, Kenapa?