Home > Shipping Friday, 13 Jun 2025, 10:30 WIB
INTERCARGO menegaskan komitmen dorong pencapaian nol kehilangan jiwa dan kapal dalam industri pelayaran.

ShippingCargo.co.id, Jakarta– Laporan terbaru dari International Association of Dry Cargo Shipowners (INTERCARGO) menunjukkan tren positif dalam keselamatan operasional kapal bulker selama satu dekade terakhir. Meskipun angka kecelakaan dan korban jiwa menurun secara signifikan, organisasi ini tetap menyoroti sejumlah risiko serius yang masih membayangi industri pelayaran kargo kering.
Dalam laporan yang meninjau periode 10 tahun terakhir, tercatat 20 insiden kecelakaan pada kapal dengan bobot di atas 10.000 DWT (deadweight ton), yang menyebabkan 89 pelaut kehilangan nyawa. Rata-rata, terjadi 9 kematian per tahun akibat kecelakaan kapal bulker. Angka ini menunjukkan penurunan tajam dibandingkan era 1990-an, di mana insiden bisa mencapai hingga 26 kapal dan 186 kematian per tahun.
INTERCARGO, mengutip lansiran Maritime Institute, coba mengaitkan penurunan ini dengan berbagai faktor, mulai dari peningkatan pelatihan awak kapal, desain kapal yang lebih aman, hingga pemanfaatan teknologi dan kepatuhan terhadap regulasi internasional. Namun, mereka menyoroti tiga faktor risiko utama yang masih mengancam:
- Cargo liquefaction (pencairan muatan) – penyebab utama kematian pelaut, mencakup 62% dari total korban jiwa.
- Cargo shifting (pergeseran muatan) – menyumbang dua kehilangan kapal dan 12 korban jiwa.
- Grounding (kandas) – penyebab 45% dari kapal yang hilang selama dekade ini.
Selain itu, INTERCARGO juga menyoroti lambannya proses pelaporan kecelakaan oleh negara bendera, dengan rata-rata waktu pelaporan lebih dari dua tahun. Hal ini dinilai menghambat upaya industri dalam menerapkan tindakan korektif secara cepat dan efektif.
Laporan ini juga menyinggung dampak dari konflik geopolitik, terutama serangan kelompok Houthi yang menyebabkan hilangnya tiga kapal bulker dan empat pelaut. Kondisi ini jelas menciptakan kekhawatiran dalam perekrutan pelaut baru.