Trump Patok Tarif 130 Persen ke China, Genderang Perang Kembali Lantan

4 hours ago 1

CNN Indonesia

Sabtu, 11 Okt 2025 15:50 WIB

Trump memberlakukan tarif baru sebesar 100 persen ke China di luar tarif 30 persen yang selama ini berlaku. Donald Trump memberlakukan tarif 130 persen untuk barang-barang yang datang dari China. (Brendan Smialowski / AFP)

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mematok tarif dagang 130 persen untuk China yang akan berlaku mulai 1 November 2025. Besaran tarif ini berlaku setelah Trump mematok tarif tambahan sebesar 100 persen, Jumat (10/10) untuk barang-barang asal China sebesar 100 persen.

"Amerika Serikat akan menerapkan tarif 100 persen kepada China, melampaui dan di atas semua tarif yang selama ini mereka bayar," kata Trump di Truth Social, Jumat (10/10) dilansir CNN.

CNN menyebut hal ini akan memicu perang dagang kembali berkobar secara massif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Juga pada 1 November, kami akan menerapkan pengendalian ekspor terhadap semua piranti lunak yang penting," ujar Trump.

Pengumuman itu membuat lonjakan eskalasi ketegangan antara AS dan China. Tarif selangit itu diumumkan setelah kedua negara melakukan "gencatan senjata" dan melakukan negosiasi tarif dagang.

Langkah itu diambil Trump setelah China memperketat aturan ekspor logam tanah jarang alias rare earth materials. Padahal, material itu menjadi bagian penting bagi banyak industri teknologi dan elektronik di AS.

Pasar merespon negatif kebijakan Trump menerapkan tarif 130 persen untuk China. Ini dianggap sebagai de javu, mirip kebijakan Trump menaikkan tarif hingga 145 persen secara tiba-tiba untuk China.

Pasar ditutup dengan penurunan tajam. Dow anjlok 878 poin atau 1,9 persen, S&P 500 turun 2,7 persen, dan Nasdaq terjegal dengan penurunan 3,5 persen.

Kebijakan ekstrem Trump ini sebenarnya bukan tiba-tiba muncul. Perdagangan logam tanah jarang menjadi salah satu sorotan utama kesepakatan AS dengan China.

China adalah pemasok paling dominan di pasar logam tanah jarang. Sementara itu, AS menjadi pasar terbesar komoditas tersebut.

Selama negosiasi AS dengan China beberapa waktu terakhir, Trump membuat kebijakan yang menekan China untuk terus mengekspor logam tanah jarang.

Misalnya, melarang penjualan teknologi AS ke China, termasuk kunci untuk chip AI Nvidia. Kemudian, AS menerapkan biaya untuk barang yang dipindahkan kapal-kapal yang dimiliki atau dioperasikan orang China.

(dhf/sur)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |