Trump Terapkan Gelombang Baru Tarif Impor, Farmasi dan Furnitur Jadi Sasaran Utama

2 hours ago 1

Petugas mengawasi proses bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Maluku Utara, Kamis (4/9/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus 23,65 miliar dolar Amerika sepanjang periode Januari-Juli 2025 atau naik 7,40 miliar dibandingkan periode yang sama 2024, dan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 63 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 yang ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar 34,06 miliar dolar Amerika, sementara komoditas migas masih mengalami defisit 10,41 miliar dolar Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Kamis (25/9/2025) mengumumkan putaran baru tarif impor yang dinilai menekan, termasuk bea masuk 100 persen untuk obat bermerek dan tarif 25 persen untuk truk berat. Kebijakan ini berlaku mulai 1 Oktober 2025.

Trump menyebut langkah tersebut bertujuan melindungi industri manufaktur AS dan keamanan nasional. Sebelumnya, pemerintahannya telah memberlakukan tarif hingga 50 persen pada sejumlah mitra dagang serta tarif khusus untuk produk impor seperti baja.

Kebijakan terbaru ini menimbulkan kekhawatiran akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan mengganggu keputusan bisnis di berbagai negara. Bank Sentral AS (The Federal Reserve) menilai tarif turut menyumbang kenaikan harga konsumen domestik.

Trump tidak menjelaskan apakah tarif baru ini akan ditambahkan di atas tarif yang sudah ada. Namun, perjanjian dagang terbaru AS dengan Jepang, Uni Eropa (UE), dan Inggris mencakup ketentuan pembatasan tarif untuk produk tertentu seperti farmasi.

Pemerintah Jepang menyatakan masih menganalisis dampak kebijakan tersebut, sementara Australia menyebut langkah Trump “tidak adil” dan “tidak beralasan.”

Trump juga menepati janji untuk “mengembalikan” industri furnitur AS. Ia akan mengenakan tarif 50 persen untuk impor kabinet dapur dan bathroom vanities serta tarif 30 persen untuk furnitur berlapis kain.

“Alasannya adalah membanjirnya produk-produk ini ke AS dari negara lain,” kata Trump di akun Truth Social.

Dampak kebijakan langsung terlihat di pasar saham Asia. Saham perusahaan farmasi Australia CSL turun ke level terendah dalam enam tahun, Sumitomo Pharma Jepang anjlok lebih dari 3 persen, sementara indeks farmasi di Hong Kong dan India juga melemah lebih dari 1 persen. Indeks perusahaan furnitur China pun turun sekitar 1 persen.

sumber : REUTERS

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |