Turunnya Harga Baterai Percepat Peralihan ICE ke Kendaraan Listrik

1 day ago 2

Turunnya harga dari komponen utama kendaraan listrik yakni baterai dapat mempercepat peralihan dari kendaraan konvensional ke elektrik penuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan turunnya harga dari komponen utama kendaraan listrik yakni baterai dapat mempercepat peralihan dari kendaraan konvensional ke elektrik penuh. Harga yang cukup terjangkau nantinya menjadi alasan tersendiri bagi konsumen otomotif untuk beralih dan meninggalkan kendaraan berbahan bakar fosil ketika harga tersebut bisa setara dengan kendaraan konvensional.

“Secara teoritis, penurunan harga baterai LFP global, dari 149 dolar AS/kWh pada 2023 menjadi sekitar 99 dolar AS/kWh serta baterai NMC yang turun 20 persen pada 2024, diprediksi akan turun lagi sekitar 3 persen pada 2025 jelas berpotensi menurunkan harga BEV di pasar Indonesia,” kata Yannes Martinus Pasaribu, Kamis (5/6/2025).

Hal ini senada dengan banyaknya produsen otomotif asal China, yang semakin gencar untuk memproduksi kendaraan elektrik mereka di Indonesia. Meski begitu, dampaknya masih belum bisa dirasakan dalam waktu dekat.

Ketika penggunaan kendaraan elektrik hampir mencapai setara dengan kendaraan konvensional, itu baru bisa dirasakan manfaatnya oleh Indonesia.

Seperti yang dilaporkan oleh Gaikindo, penjualan kendaraan ramah lingkungan pada kuartal pertama sebesar 16.459 unit, mengungguli penjualan mobil hybrid yang hanya 15.000 unit.

“Karena volume salesnya yang masih kecil, bisa jadi ini momen yang dipakai oleh beberapa APM untuk menarik margin profit. Jadi, kuncinya ada pada kebijakan produsen. Akan tetapi, pada intinya, tren penurunan ini secara waktu diprediksi akan membuat harga EV bisa mencapai level yang setara dengan mobil ICE lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya,” ujar dia.

Dengan harga yang lebih terjangkau, target pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, seperti komitmen yang tertuang dalam Strategi Jangka Panjang untuk Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050 (LTS-LCCR 2050) dan Enhanced NDC 2022.

“Secara teoritis, ini berpotensi mempercepat pencapaian target emisi nol bersih 2060 dengan meningkatkan pangsa pasar BEV, hal ini juga akan mengurangi emisi transportasi, dan mendorong produksi lokal,” tegas dia.

sumber : ANTARA

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |