Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia turun per kuartal III-2025 atau sampai dengan akhir September 2025. Dipicu oleh melambatnya pertumbuhan ULN pemerintah karena turunnya aliran masuk modal asing ke surat berharga negara (SBN).
Dalam Statistik Utang Luar Negeri (SULNI) Bank Indonesia, posisi ULN per Kuartal III-2025 hanya sebesar US$ 424,4 miliar, dibanding catatan per kuartal II-2025 yang sebesar US$ 432,2 miliar. Nilai ULN itu pun turun 0,6% dibanding periode yang sama tahun lalu, jauh lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II-2025 yang sebesar 6,4%.
Adapun komponen ULN terbesar, yakni ULN pemerintah pada kuartal III-2025 tercatat hanya sebesar US$ 210,1 miliar atau secara tahunan tumbuh 2,9% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 10,0% (yoy) pada kuartal II-2025.
"Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh kontraksi pertumbuhan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi," dikutip dari siaran pers BI, Senin (17/11/2025).
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (23,1% dari total ULN Pemerintah), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (20,7%), Jasa Pendidikan (17,0%), Konstruksi (10,7%), Transportasi dan Pergudangan (8,2%), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (7,5%).
Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah.
Sementara itu, untuk ULN swasta tercatat sebesar US$ 191,3 miliar pada kuartal III-2025, lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada kuartal II-2025 sebesar US$ 193,9 miliar. Secara tahunan, ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan dari kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,2% (yoy) menjadi sebesar 1,9% (yoy).
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang terkontraksi sebesar 3,0% (yoy) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang terkontraksi sebesar 1,7% (yoy).
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan & Penggalian, dengan pangsa mencapai sekitar 81% terhadap total ULN swasta.
Dengan berbagai catatan itu, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun menjadi 29,5% pada kuartal III-2025, dari 30,4% pada kuartal II-2025, serta dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 86,1% dari total ULN.
"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN," sebagaimana tertera dalam siaran pers ULN BI.
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Tinggalkan Saham RI, Masuk ke SBN Rp 15,14 T! Ini Buktinya

3 hours ago
1

















































