Wamen ESDM Blak-blakan Rencana Pengelolaan Logam Tanah Jarang RI

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan pemerintah tengah menyiapkan langkah strategis untuk mengelola logam tanah jarang (LTJ).

Selama ini potensi LTJ di Indonesia dinilai belum tergarap optimal, padahal cadangannya diyakini cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.

"Selama ini untuk logam tanah jarang itu kan belum pernah kita lakukan pengelolaan secara baik," kata Yuliot dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia Special Road to Hari Tambang dan Energi 2025, dikutip Jumat (17/10/2025).

Pemerintah kini tengah menyiapkan mekanisme izin dan tata kelola untuk pengelolaan logam tanah jarang. Dia menyebut, LTJ di Indonesia berasal dari dua sumber, yakni langsung dari wilayah usaha pertambangan dan dari hasil proses pengolahan serta pemurnian mineral lain.

"Yang berasal dari wilayah usaha, sepanjang potensinya ada di wilayah yang bersangkutan, kita akan berikan wilayah izin usaha pertambangannya. Tapi untuk yang berasal dari proses pengolahan pemurnian itu juga selama ini belum pernah kita atur," jelasnya.

Menurutnya, pengelolaan LTJ dinilai semakin jelas setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2025 yang merupakan perubahan dari UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Regulasi itu memberikan payung hukum bagi kegiatan ekstraksi, pelaporan, hingga pemanfaatan logam tanah jarang di dalam negeri.

"Dengan adanya Undang-Undang 2 Tahun 2025, kita buat pengaturan bahwa untuk logam tanah jarang ini dimungkinkan dilakukan ekstraksi dan juga harus dilaporkan," paparnya.

Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2025 yang secara khusus mengatur pemanfaatan LTJ untuk kebutuhan industri dan teknologi tinggi, termasuk alutsista, semikonduktor, baterai, dan panel surya.

"Jadi untuk logam tanah jarang ini juga bisa digunakan untuk teknologi tinggi, alutsista, kemudian berbagai macam keperluan industri, termasuk ketersediaan bagi industri-industri juga sebagai bahan baku," ungkapnya.

Lebih lanjut, potensi pemanfaatan mineral radioaktif yang kerap muncul sebagai ikutan dalam proses pengolahan logam tanah jarang. Menurutnya, bahan tersebut sebenarnya dapat digunakan sebagai sumber energi, sebagaimana yang sudah dilakukan China dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

"Kita kan belum memanfaatkan mineral radioaktif ini untuk kebutuhan energi dalam negeri. Jadi ke depan ini kita akan optimalkan, bukan hanya logam tanah jarang tetapi mineral radioaktif pun akan kita buat pemanfaatan secara optimal," tegasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: ESDM Kaji Peluang Koperasi Desa Merah Putih Kelola Tambang

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |