Wanita Lebih Rentan Kena Radang Sendi, Ini Penyebabnya

5 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID. JAKARTA -- Radang sendi atau arthritis merupakan kondisi yang menyebabkan peradangan dan kekakuan pada persendian. Meski bisa dialami siapa saja, penyakit ini ternyata lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria.

Studi menunjukkan wanita hampir tiga kali lebih mungkin mengalami jenis-jenis arthritis seperti rheumatoid arthritis dan osteoarthritis. Direktur Departemen Ortopedi di CK Birla Hospital, dr Ashwani Maichand, mengungkapkan sejumlah faktor biologis dan gaya hidup yang membuat perempuan lebih rentan terhadap penyakit ini. Dengan memahaminya, perempuan diharapkan bisa mengambil langkah proaktif guna menjaga kesehatan sendi.

Berikut lima faktor utama penyebab wanita lebih berisiko terkena arthritis menurut dr Ashwani seperti dilansir laman Hindustan Times, Ahad (12/10/2025):

1. Faktor hormonal

Estrogen, hormon utama pada wanita, berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang dan sendi. Seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause, kadar estrogen menurun drastis, yang dapat memicu peradangan dan mempercepat kerusakan sendi. Inilah sebabnya wanita pascamenopause memiliki risiko arthritis yang lebih tinggi.

2. Sistem imun lebih aktif

Wanita memiliki respons imun yang lebih kuat dibanding pria. Kondisi ini bisa membantu melawan infeksi, namun di sisi lain juga meningkatkan risiko penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus, di mana sistem imun justru menyerang jaringan tubuh sendiri, termasuk sendi.

3. Struktur sendi dan biomekanika tubuh

Struktur anatomi wanita, seperti pinggul yang lebih lebar dan sendi yang lebih fleksibel, memengaruhi postur dan distribusi beban tubuh. Hal ini menyebabkan tekanan berlebih pada lutut dan pinggul, sehingga meningkatkan risiko osteoarthritis, terutama setelah terjadi kenaikan berat badan atau aktivitas fisik berulang.

4. Kehamilan dan persalinan

Kehamilan menyebabkan perubahan hormonal dan fisik yang dapat membuat ligamen lebih longgar dan meningkatkan tekanan pada sendi. Jika kehamilan terjadi berulang kali, disertai kenaikan berat badan berlebih atau kurangnya perawatan pascapersalinan, kondisi ini dapat menyebabkan ketidakstabilan sendi jangka panjang.

5. Faktor gaya hidup dan berat badan

Wanita lebih sering mengalami perubahan berat badan karena siklus hormonal, kehamilan, dan menopause. Berat badan berlebih memberikan tekanan tambahan pada sendi penopang seperti lutut dan pinggul. Selain itu, gaya hidup kurang gerak dan minim olahraga penguatan otot dapat mempercepat kerusakan sendi.

Untuk mencegah radang sendi, dr Ashwani menyarankan menjaga pola hidup sehat dan rutin berolahraga. Lalu konsumsi makanan anti-inflamasi seperti ikan, kacang-kadangan, buah dan sayur. Deteksi dini juga sangat dianjurkan guna mencegah keparahan penyakit.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |