Warga Palestina: Pengakuan tanpa Tanah Air Hanya akan Sekadar Tinta di Atas Kertas

2 hours ago 1

Bendera Palestina berkibar di London, Senin (22/9/2025). Bendera Palestina resmi dikibarkan di luar gedung yang akan menjadi Kedutaan Besar Palestina untuk Inggris di pusat kota London. Pengibaran ini menandai pengakuan resmi Inggris terhadap negara Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Ketika berita mulai bermunculan bahwa Kanada, kemudian Inggris, lalu Australia, Portugal, dan Prancis secara resmi mengakui negara Palestina, reaksi warga Palestina berada antara sukacita hingga rasa takut bahwa Israel akan menjadikan hal ini sebagai alasan untuk menyerang mereka dengan lebih brutal. Lebih dari 150 negara kini telah mengakui Negara Palestina.

Adel Shadid (59 tahun) seorang peneliti yang berfokus pada Israel dan Zionisme, berbicara kepada Aljazirah di perbukitan yang menghadap ke Dura, yang terletak di barat daya Hebron.

Ia menyebut pengakuan Inggris terhadap negara Palestina sebagai koreksi sejarah parsial setelah sebelumnya London mengeluarkan Deklarasi Balfour seabad lalu. Deklarasi itu menjadi dasar peristiwa Nakba, atau 'malapetaka' yakni pengusiran massal warga Palestina saat berdirinya Israel.

Ia juga meyakini bahwa pengakuan ini meruntuhkan narasi Israel yang menyangkal keberadaan bangsa Palestina serta meningkatkan isolasi politik dan  ekonomi. Pengakuan ini juga memberikan tekanan moral ketika semakin banyak negara bersuara menentang perang genosida di Gaza dan perampasan tanah.

“Perubahan sikap sejumlah negara, … kini lebih dari 10 negara termasuk negara-negara besar Eropa dengan kursi tetap di Dewan Keamanan PBB seperti Prancis dan Inggris, merupakan guncangan bagi Israel, karena negara-negara ini adalah pihak yang sejak awal turut berkontribusi pada berdirinya proyek Zionis. Fakta bahwa pengakuan ini hadir meskipun bertentangan dengan posisi Israel adalah tantangan langsung terhadapnya.”

Shadid percaya bahwa pengakuan ini tidak hanya mencerminkan keyakinan negara-negara tersebut terhadap hak bangsa Palestina atas sebuah negara, tetapi juga pergeseran negatif dalam pandangan Barat terhadap Israel/

Namun, ia menambahkan, Israel telah lama berupaya menghancurkan kemungkinan berdirinya negara Palestina.

“Bahkan jika seluruh dunia mengakui Palestina, tanpa tanah air, wilayah, dan geografi, negara itu hanya akan tetap menjadi tinta di atas kertas. Inilah mengapa [Israel] meningkatkan perampasan tanah [Palestina] dan pembangunan permukiman ilegal,” katanya, sambil menunjuk pada upaya Israel membongkar Otoritas Palestina.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |