REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Quraisy merupakan salah satu suku Arab yang paling berpengaruh dan dihormati di Mekah. Mereka dikenal sebagai penjaga Ka'bah dan memiliki peran penting dalam sejarah Islam.
Karena kebiasaan mereka yang unik, yaitu bepergian pada musim dingin dan musim panas untuk berdagang, Allah SWT memuliakan mereka dengan menurunkan Surah Quraisy, yang menjadi salah satu surah dalam Alquran.
Surah ini mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat Allah, seperti keamanan dan kesejahteraan ekonomi, serta memerintahkan mereka untuk menyembah Allah SWT semata
Secara silsilah, suku Quraisy merupakan keturunan dari Nabi Ismail AS, putra Nabi Ibrahim AS, yang menetap di Mekah sejak dahulu kala. Namun, status mereka sebagai suku yang dihormati dan penguasa Mekah tidaklah diperoleh secara instan.
Awal mula kejayaan Quraisy baru terjadi berkat peran seorang tokoh karismatik bernama Qushay bin Kilab, yang merupakan leluhur generasi keenam dari Fihr bin Malik. Qushay berhasil mengumpulkan kembali kerabatnya yang sebelumnya hidup tercerai-berai dan menguasai kembali kota Makkah, termasuk mengambil alih peranan sebagai penjaga utama Ka'bah.
Sebelum Qushay, Makkah sempat dikuasai oleh suku-suku lain. Berkat kepemimpinannya, ia mereorganisasi kaumnya dan menetapkan sistem yang kuat dalam pengelolaan kota dan Ka'bah, termasuk hak untuk memegang kunci Ka'bah.
Ia juga mendirikan sebuah dewan yang bernama Darun Nadwah sebagai pusat musyawarah. Sejak saat itu, keturunan Qushay atau Bani Quraisy berhasil mengkonsolidasikan kekuasaan mereka dan menjadi suku terpenting di Jazirah Arab, terutama karena peran mereka sebagai penjaga Ka'bah yang merupakan pusat ibadah dan perdagangan.
1. Suku Nabi Muhammad
Keutamaan paling utama tentu karena Rasulullah ﷺ berasal dari suku Quraisy.
Dalam Shahih Muslim (no. 1821), Nabi ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari keturunan Isma‘il, memilih Quraisy dari Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy, dan memilih aku dari Bani Hasyim.”
Hal ini dijelaskan dalam Shahih Muslim, Kitāb al-Fadhā’il dan Fath al-Bārī karya Ibn Hajar al-‘Asqalān.
Para ulama menafsirkan hadits ini bahwa Quraisy adalah suku paling mulia di antara bangsa Arab, karena dari mereka Allah memilih keluarga kenabian.