AHY Sebut Kawasan Melolo di Sumba Timur Jadi Model Ekonomi Baru di Kawasan Transmigrasi

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut kawasan transmigrasi bisa berkembang menjadi pusat ekonomi baru melalui kehadiran industri. Ia mencontohkan kawasan Melolo, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, yang berhasil mengembangkan perkebunan tebu dan industri gula modern meski kondisi alamnya menantang.

Menurut AHY, keberhasilan tersebut menunjukkan teknologi dan inovasi dapat mengubah keterbatasan geografis menjadi peluang ekonomi. Kawasan yang sebelumnya dikenal kering dan berbatu, kini mampu menjadi pusat produksi pangan sekaligus penyedia lapangan kerja bagi masyarakat lokal.

“Ini contoh bahwa kawasan transmigrasi ternyata bisa menghadirkan industri maju sekaligus membuka lapangan pekerjaan. Job creation itu bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga dunia usaha. Kebijakan pro-job harus dilengkapi dengan kebijakan pro-poor,” kata AHY di Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Ia menambahkan, sinergi antara Kementerian Transmigrasi dan Kementerian Perindustrian diperlukan untuk mempercepat lahirnya pusat ekonomi baru. Transmigrasi memiliki lahan dan tenaga kerja, sementara industri membawa modal, teknologi, serta kepastian pasar.

AHY menyebut saat ini terdapat 154 kawasan transmigrasi yang dapat dikembangkan melalui skema Kawasan Ekonomi Transmigrasi Terintegrasi (KETT). Menurutnya, dukungan industri dapat menjadikan kawasan tersebut motor pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah.

Target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, kata AHY, hanya bisa dicapai dengan memperkuat sektor industri. Karena itu, kolaborasi lintas kementerian dinilai perlu dikawal agar industri Indonesia lebih mandiri dan tangguh menghadapi persaingan global.

“Kalau berbicara Indonesia masa depan tidak bisa dilepaskan dari seberapa kuat industrinya. Industri adalah backbone untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi tinggi,” ujarnya.

Ia menekankan transmigrasi harus menjadi instrumen pemerataan pembangunan. Konsep prosperity for all atau kesejahteraan untuk semua, menurut AHY, hanya dapat diwujudkan bila industri masuk ke wilayah tertinggal, menciptakan lapangan kerja, sekaligus mengurangi ketimpangan antarwilayah.

Selain itu, AHY menyoroti perlunya pola baru hubungan antara kampus, industri, dan kawasan transmigrasi. Program Transmigrasi Patriot yang melibatkan ribuan peneliti, dosen, dan mahasiswa disebut mampu menciptakan model link and match tiga arah, sehingga kawasan transmigrasi berkembang sebagai pusat riset, inovasi, dan kewirausahaan.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |