Amerika Ternyata Hobi Bayar Buah Kim Jong Un, Begini Caranya

15 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Departemen Kehakiman Amerika Serikat menyita ratusan rekening bank, website palsu, dan laptop milik agen Korea Utara. Para agen Korut berpura-pura menjadi pekerja remote agar bisa diterima bekerja di perusahaan teknologi raksasa global.

Para agen Korut disebut menggunakan indentitas palsu dan perangkat AI agar bisa melalui proses wawancara kerja dengan lancar. Mereka berhasil diterima di berbagai perusahaan yang termasuk di dalam Fortune 500. Penghasilan mereka dari pekerjaan tersebut kemudian digunakan untuk membiayai program pengembangan senjata pemerintah Korut.

Jumlah agen Korut yang menggunakan modus operandi tersebut melonjak seiring dengan tren perusahaan AS menerima pekerja fleksibel, yang dipicu oleh pandemi Covid-19. 

Menurut Departemen Kehakiman AS, 100 perusahaan AS tanpa sadar mempekerjakan orang yang memiliki hubungan dengan rezim pemerintahan Korut. Mereka disebut menggunakan akses mereka untuk mencuri hak atas karya intelektual AS dan uang virtual.

Salah satu perusahaan yang menjadi sasaran Korut adalah kontraktor pertahanan di Negara Bagian California yang mengembangkan perangkat terkait AI. Data teknis dan dokumen dari perusahaan tersebut diakses kemudian dikirim ke luar negeri.

"Perusahaan apa saja yang bekerja untuk pemerintah dan mempekerjakan pekerja remote bakal menjadi korban potensial," kata pejabat FBI.

Kebanyakan agen Korut dibantu oleh individu yang mengelola fasilitas "ladang laptop" di AS sebagai pintu masuk untuk menyamarkan lokasi mereka. Menurut jaksa AS, 29 fasilitas dari 16 negara bagian digeledah. Sekitar 200 laptop disita oleh FBI beserta puluhan rekening dan website palsu yang digunakan untuk mencuci uang.

Aksi mereka juga dibantu oleh individu dari AS, China, Uni Emirat Arab, dan Taiwan.

Selain itu, seorang warga negara AS bernama Wang Zhenxing ditangkap karena terlibat dalam membantu agen dari luar negeri untuk bekerja di perusahaan AS. Wang terlibat dalam pencurian identitas 80 warga negara AS dan mendulang lebih dari US$ 5 juta dari bisnisnya.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Anak Emas Elon Musk Sediakan Layanan Buat Hacker

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |