-
Pasar keuangan RI cerah pada kemarin Senin (11/8/2025), IHSG berhasil tembus 7600, rupiah juga masih dalam tren penguatan terhadap dolar AS.
-
Wall Street ambruk berjamaah di tengah wait and see data inflasi
-
Fokus utama pelaku pasar hari ini akan memantau sentimen dari eksternal, utamanya soal inflasi AS yang akan menjadi penentu kebijakan moneter the Fed pada September.
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air tampaknya masih cukup cerah pada perdagangan awal pekan kedua Agustus 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tembus 7600, rupiah juga menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pasar keuangan Indonesia diharapkan melanjutkan tren positif pada hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
IHSG pada perdagangan kemarin Senin (11/8/2025) ditutup di posisi 7.605,92. Dalam sehari menguat 0,96%. Transaksi juga cukup ramai lebih dari Rp15 triliun, melibatkan 25,59 miliar lembar saham yang berputar lebih dari 1,93 juta kali.
Ada 383 saham menguat, 227 saham melemah, dan sisanya 190 saham stagnan. Market cap IHSG bertengger di Rp13,73 triliun. Asing mencatat net sell sebesar Rp 849,85 miliar.
Mengutip Refinitiv, ada empat sektor yang menjulang tinggi, yaitu utilitas, properti, finansial, dan energi. Keempat sektor tersebut, secara berurutan naik 6,85%, 2,07%, 2,05%, 1,98%.
Saham yang menjadi penggerak utama IHSG adalah Barito Renewables Energy (BREN). Emiten milik Prajogo Pangestu menyumbang 30,00 indeks poin. BREN naik 10,06% ke level 8.750 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 1.170 triliun.
Kemudian saham emiten tambang Sinar Mas milik Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menjadi penopang terbesar kedua. DSSA berkontribusi 21,47 indeks poin dengan kenaikan 7,12% ke level Rp 84.200.
Sektor sejumlah saham yang bermain di sektor finansial juga tercatat bergerak positif siang ini. BBCA naik 3,01% ke level 8.550 dan memberikan sumbangsih 17,84 indeks poin. Lalu BBRI naik 2,97% ke Rp 3.810 per saham dan menyumbang 18,13 indeks poin, BMRI naik 1,07% ke Rp 4.720 per saham dengan kontribusi 4,38 indeks poin, dan BBNI naik 3,19% ke Rp 4.200 per saham dengan sumbangan 4,63 indeks poin.
Kembalinya asing turut menjadi penopang kenaikan IHSG, pada kemarin Senin asing mencatat net buy senilai Rp849,85 miliar.
Seiring dengan itu, rupiah juga mencatat tren hijau terhadap dolar AS. Merujuk data Refintiv, pada kemarin mata uang Garuda mengakhiri posisi di Rp16.265/US$, menguat 0,12% dalam sehari.
Sebagai catatan, pada pembukaan perdagangan kemari, rupiah sebenarnya sempat menguat 0,28% di posisi Rp16.230/US$, tetapi pada akhirnya penguatan tergerus hingga penutupan perdagangan.
Beralih ke pasar obligasi, terpantau ada koreksi tipis setelah tiga hari beruntun menguat.
Berdasarkan data Refintiiv, yield obligasi acuan RI untuk tenor 10 tahun mengalami penguatan tipis 0,16 bps menjadi 6,44% pada penutupan kemarin.
Perlu dipahami, yield dan harga itu berlawanan arah. Jadi, kalau yield itu naik, maka harga sedang turun.
Pages