REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harus diakui, Barzan Holdings bukan nama perusahaan pertahanan yang sudah populer di kalangan publik Tanah Air. Namun, perusahaan pertahanan milik pemerintah Qatar ini terbilang agresif dalam memperkenalkan produknya ke pasar Indonesia.
Mereka pun menjadikan Indo Defence 2024 Forum and Expo sebagai ajang yang tepat untuk mempromosikan produk dan memperdalam kemitraan, khususnya dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan pemangku kepentingan di Indonesia. Dalam pameran kali ini, perusahaan memajang sejumlah portofolio, seperti sistem persenjataan modular, amunisi kaliber kecil berkualitas tinggi, sistem persenjataan portabel yang canggih, serta teknologi kendaraan permukaan tak berawak (unmanned surface vehicles).
Selain itu, perusahaan yang berbasis di Doha ini juga memamerkan hasil inovasi dalam sistem pertahanan udara, solusi kendaraan otonom, dan sistem maritim. "Ini adalah ketiga kali (ikut Indo Defence). Kami telah berpartisipasi sejak 2018, 2022, dan ini partisipasi terakhi kami," kata Senior Manager International Markets Barzan Holdings, Rashid Al-Mohanadi saat ditemui Republika.co.id di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025).
Menurut Rashid, Barzan Holdings merupakan entitas milik pemerintahan Qatar yang didirikan pada 2016. Selama sembilan tahun perjalanannya, kata dia, perusahaan mampu mengembangkan kemampuan di bidang industri pertahanan dengan sangat baik, mulai dari amunisi hingga kendaraan perang.
Rashid mengungkapkan, Barzan Holdings sebenarnya sudah menjadi bagian dari industri pertahanan Indonesia, selama beberapa tahun terakhir. Termasuk yang terakhir, mereka menggandeng mitra lokal Republikorp agar produk yang dihasilkan perusahaan bisa diterima pasar Indonesia. Karena dengan melokalisasi hasil produk Barzan Holdings, pihaknya bisa secara tepat mengirimkan produk yang dibutuhkan dan sudah digunakan TNI.
"Kami berkomitmen untuk melokalisasi sebagian besar konten kami. Kami juga telah menetapkan entitas yang bernama PT IDST (Indonesia Defence and Security Technologies), yang merupakan sebuah ventura bersama kami dan Kemenhan Indonesia. Kami sudah menyediakan kemampuan, solusi, dan produk untuk TNI, dan partisipasi kami hanya menguji partnership kami dengan pasar pertahanan Indonesia," ucap Rashid.
Mengapa Barzan Holding tertarik masuk pasar Indonesia? Rashid melihat tiga faktor sebagai peluang. Alasan pertama, ada tantangan pertahanan dan keselamatan terhadap Indonesia yang memiliki 17 ribu pulau.
Kedua, Indonesia memiliki wilayah maritim yang besar dan diikuti tantangan keselamatan yang kompleks. Sehingga hal itu mendorong kebijakan dari presiden atau pemerintah untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri. Ketiga, ekonomi Indonesia secara umum sangat tumbuh.
"Banyak orang, banyak perusahaan, ekosistem yang sangat dinamik dan vibrant. Jadi, (industri pertahanan) Indonesia sangat menjanjikan," kata Rashid. Peluang besar dan terbuka lebar itulah yang mendorong Barzan Holding mencoba menggarap pasar pertahanan Indonesia.