BPS Pelototi Harga Telur: Jumlah Daerah Alami Kenaikan Mulai Menyusut

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga telur ayam ras masih menunjukkan kenaikan di sejumlah wilayah. Namun di balik tren tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) menilai ada peluang usaha yang bisa dimanfaatkan peternak karena tingginya permintaan pasar.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga telur mulai berkurang.

"Untuk telur ayam ras, walaupun masih banyak yang mengalami kenaikan, tapi trennya sudah menurun. Jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga telur ayam ras sudah menurun menjadi 151 dibandingkan minggu lalu yang 157," kata Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Senin (24/11/2025).

Secara nasional, harga telur ayam ras tercatat Rp31.667 per kilogram (kg). Menurut Amalia, kenaikan harga ini salah satunya dipicu tingginya permintaan, termasuk karena percepatan program pemerintah yang menjadikan telur sebagai salah satu menu dalam Makan Bergizi Gratis (MBG).

"(Harga) telur ayam ras memang meningkat, karena salah satu faktor penyebabnya adalah meningkatnya permintaan terhadap telur ayam ras, terutama di daerah-daerah yang memang ternyata SPPG-nya juga sudah relatif meningkat jumlahnya," jelasnya.

Amalia menilai tingginya permintaan ini sekaligus menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha.

"Ini sinyal bagus sebenarnya ada permintaan banyak, tinggal didorong bagaimana suplainya harus bisa memenuhi. Artinya peluang potensi bisnis untuk peternak telur ayam ras ini terbuka lebih besar," ujarnya.


Meski begitu, harga masih tinggi di beberapa daerah terpencil. "Namun memang ada beberapa daerah, terutama di daerah Papua ini memang per kilonya Rp100.000, karena memang lokasi yang untuk melakukan distribusi ke sana juga memerlukan harga transportasi yang relatif lebih tinggi," tutur dia.

Ia juga menyebutkan beberapa daerah yang perlu perhatian karena harga jauh di atas acuan.

"Kabupaten Tambrauw sudah Rp48.400 per kg, harganya sudah 61% di atas HAP (harga acuan penjualan), Kabupaten Melawi Rp33.600 per kg, dia sudah 12% di atas HAP. Bahkan di Kabupaten Ende yang Rp48.000 per kg ini harganya sudah 60% di atas HAP," paparnya.

Adapun untuk harga daging ayam, Amalia menilai masih relatif stabil. "Untuk daging ayam ras masih relatif aman karena secara nasional masih di bawah HAP," jelasnya.

Stok Nasional Telur & Daging Ayam Dipastikan Aman

Dari sisi pasokan, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok telur dan daging ayam masih mencukupi. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan, Agung Sunusi mengatakan neraca telur masih surplus.

"Di November posisi kita produk sudah mencapai 531.006 ton, lalu ada kebutuhan kita 502.000 ton, lalu neraca bulanan kita masih mencapai 28.643 ton. Jadi masih aman," ungkap Agung dalam kesempatan yang sama.

Hal serupa terjadi pada daging ayam ras. "Untuk neraca daging ayam ras tahun 2025, posisi kita 345.094 ton, lalu kebutuhan 315.136 ton, neraca kita masih mencapai aman 29.957 ton," ucapnya.

Namun Agung mengingatkan, tidak semua daerah memiliki kondisi yang sama.

"Ada beberapa provinsi yang memang negatif seperti Aceh, Bengkulu, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Papua Tengah," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Bapanas Hermawan menyampaikan harga di tingkat produsen dan konsumen.

Di mana untuk telur ayam ras, harga di tingkat produsen berada sedikit di bawah acuan pembelian (HAP).

"Harga telur pada tingkat produsen tanggal 22 November Rp26.261 per kg atau 0,90 persen di bawah harga acuan pembelian," kata Hermawan.

Harga tertinggi telur di tingkat konsumen tercatat di Papua Barat Daya. "Harga telur tanggal 22 November berada di Provinsi Papua Barat Daya, dengan harga Rp47.136 per kg, dan terendah berada di Provinsi Bali sebesar Rp27.483 per kg," jelasnya.

Sementara untuk daging ayam ras, ia menyebut harga di tingkat produsen masih berada di bawah acuan pembelian.

"Harga livebird pada tanggal 22 November sebesar Rp22.573 per kg atau 9,71 persen di bawah harga acuan pembelian," pungkasnya.

(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |