Buya Hamka: Melindungi Keluarga dari Api Neraka tidak Cukup Mengaku Beriman

1 week ago 6

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah yang akrab disapa Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan bahwa untuk melindungi keluarga dari api neraka, mengaku beriman saja tidak cukup. Iman mesti dipelihara dan dipupuk, sehingga iman bisa menjadi dasar bagi seseorang menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ 

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS At-Tahrim Ayat 6)

Dalam tafsirnya, Buya Hamka menjelakan bahwa pada ayat ini jelas hanya mengakui beriman saja belumlah cukup. Iman mesti dipelihara dan dipupuk. Dengan dasar iman hendaklah orang menjaga keselamatan diri dan seisi rumah tangga dari api neraka. 

Batu-batu adalah barang yang tidak berharga yang tercampak dan tersebar di mana-mana. Pada bukit-bukit dan munggu-munggu yang bertebaran di padang pasir terdapat beronggok-onggok batu. Batu itulah yang akan dipergunakan untuk jadi kayu api menyalakan api neraka. 

Manusia yang durhaka kepada Allah, artinya manusia itu hidup di dunia sudah tidak bernilai lagi, karena telah dipenuhi oleh dosa. Maka manusia itu sudah sama keadaannya dengan batu-batu yang berserak-serak di tengah pasir, di munggu-munggu dan di bukit-bukit atau di sungai-sungai yang mengalir. Gunanya hanyalah untuk menyalakan api. 

Disebut bahwa Allah memberikan kekuasaan kepada malaikat-malaikat itu untuk menjaga dan mengawal neraka, agar apinya selalu benyala, agar alat penyalanya selalu sedia, baik batu ataupun manusia. Sikap malaikat-malaikat pengawal dan penjaga neraka mesti kasar, tidak ada lemah lembutnya, keras sikapnya, tidak ada tenggang-menenggang. Karena itulah sikap yang sesuai dengan suasana api neraka sebagai tempat yang disediakan Allah untuk menghukum orang yang bersalah. 

Ujung ayat di atas menunjukkan betapa keras disiplin dan peraturan yang dijalankan serta dijaga oleh malaikat-malaikat itu. Nampaklah bahwa mereka semuanya hanya semata-mata menjalankan perintah Allah dengan patuh dan setia, tidak membantah dan tidak merubah sedikit pun.

Itulah yang diperingatkan kepada orang yang beriman. Bahwa mengaku beriman saja tidak cukup kalau tidak memelihara diri. Allah memperingatkan jangan sampai nanti masuk ke dalam neraka yang sangat panas dan siksa yang sangat besar itu.

Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar menegaskan, dari rumah tangga itulah dimulai menanamkan iman dan memupuk Islam. Karena dari rumah tangga itulah akan terbentuk umat. Dalam ummat itulah akan tegak masyarakat Islam. Masyarakat Islam adalah suatu masyarakat yang bersamaan pandangan hidup, bersamaan penilaian terhadap alam.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |