Chiki Fawzi Turun ke Jalan! Desak Mesir Buka Gerbang Rafah untuk Gaza

8 hours ago 4

Musisi sekaligus desainer, Chiki Fawzi, ikut dalam aksi solidaritas Global March to Gaza yang digelar di Jakarta, Ahad (15/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi sekaligus desainer, Chiki Fawzi, ikut dalam aksi solidaritas Global March to Gaza yang digelar di Jakarta, Ahad (15/6/2025). Aksi yang diikuti ratusan masyarakat ini dilakukan dengan berjalan kaki di beberapa titik termasuk kantor Kedutaan Mesir, sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina dan seruan untuk membuka akses kemanusiaan ke Gaza melalui Gerbang Rafah.

Global March to Gaza merupakan aksi damai dengan berjalan kaki sejauh 50 kilometer dari Arish, Mesir, menuju Gerbang Rafah. Aksi ini rencananya akan diikuti oleh 10 ribu peserta dari lebih dari 50 negara, di mana puncaknya berlangsung pada 15 Juni 2025 saat seluruh peserta tiba di Gerbang Rafah untuk menyerukan dibukanya akses kemanusiaan ke Gaza.

Namun menurut informasi yang dilaporkan Koalisi Aktivis Musisi dan Seniman Indonesia, aksi ini mendapat pembatasan dari otoritas Mesir, yang menghentikan sebagian peserta sebelum mencapai lokasi tujuan. Karena itulah, saat aksi di depan kantor Kedutaan Mesir Chiki pun menyampaikan pesan kritis untuk pemerintah Mesir.

"Pemerintah Mesir! Buka pintu perbatasan Rafah," kata Chiki dalam keterangan di unggahan Instagram, dikutip pada Ahad (15/6/2025).

Saat berorasi, Chiki juga mengajak masyarakat untuk terus menyuarakan isu Palestina melalui media sosial dan tidak membiarkan isu tersebut tenggelam. Dia menegaskan bahwa rakyat Palestina sedang dalam keadaan krisis sehingga dukungan apapun akan sangat berarti.

"Kita harus terus gaungkan di media sosial kita, jangan biarkan pembicaraan soal palestina ini redup, Tetap suarakan palestina," kata dia.

Chiki juga menyerukan kemerdakaan bagi Palestina dan pembebasan para aktivis dari Freedom Flotilla atau Madleen yang masih ditahan Israel. la pun mengajak semua masyarakat Indonesia untuk terus menunjukkan aksi nyata membela Palestina, seperti halnya Greta Thunberg dan Rima Hassan.

"Perjuangan harus terus berlanjut, dan baru-baru ini 12 aktivis dunia kembali ditahan. Ini membuka mata kita bahwa sebagai negara mayoritas Muslim, kita justru kalah dalam mengambil aksi nyata. Ini seharusnya menjadi cambuk bagi kita untuk melakukan lebih banyak aksi kemanusiaan, seperti yang dilakukan Greta Thunberg, Rina Hassan, dan lainnya," kata dia.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |