tim | CNN Indonesia
Jumat, 18 Jul 2025 15:15 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akhirnya mengaku pasukan militer Israel menggempur satu-satunya Gereja Katolik di Jalur Gaza, Palestina, setelah ditekan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Trump dilaporkan marah-marah ke Netanyahu via telepon usai insiden tersebut. Lalu Kantor Perdana Menteri (PMO) Israel merilis pernyataan terkait serangan ke gereja yang diklaim tak sengaja.
"Israel sangat menyesalkan amunisi nyasar yang mengenai Gereja Keluarga Kudus di Gaza," demikian rilis resmi PMO, dikutip Times of Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka lalu berujar, "Setiap nyawa tak berdosa yang melayang adalah tragedi. Kami turut berduka cita bersama keluarga dan umat beriman."
Lebih lanjut, Kantor PM menyebutkan Israel saat ini sedang menyelidiki insiden tersebut.
Rilis tersebut juga menyampaikan terima kasih ke pemimpin gereja Katolik di dunia sekaligus kepala negara Vatikan Paus Leo XIV yang turut buka suara soal serangan itu.
Paus menyatakan kesedihan atas korban tewas dan luka imbas serangan Israel. Dia lalu menyerukan dialog damai hingga gencatan senjata.
Namun, Paus Leo tak secara jelas mengecam serangan yang dilakukan Israel. Dia bahkan hanya menyebut "serangan yang tampaknya dilakukan pasukan Israel."
Pernyataan Israel muncul setelah Sekretaris Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Trump berbicara dengan Netanyahu setelah serangan ke gereja.
Saat ditanya apa respons Trump, Leavitt menjawab "Bukan reaksi yang positif."
Israel menyerang secara membabi buta gereja Katolik di Gaza dan menyebabkan tiga orang tewas dan beberapa terluka. Salah satu yang terluka yakni Pastor Gabriel Romanel.
Selama agresi, Israel memang kerap menyerang tempat ibadah, kamp pengungsian, hingga sekolah. Namun, mereka selalu membantah dan menyebut tempat itu jadi markas Hamas.
Badan kemanusiaan yang berada di Palestina padahal berulang kali menyatakan fasilitas sipil menjadi tempat pengungsian warga Gaza karena rumah mereka hancur lebur digempur Israel.
Selama agresi pula, lebih dari 58.000 orang di Palestina meninggal dan jutaan warga terpaksa menjadi pengungsi.
(isa/dna)