REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfhi mengatakan berhaji bukan puncak ibadah saja, tetapi menjadi awal dari komitmen umat Islam untuk hidup yang lebih baik. Karena di Tanah Suci jamaah haji belajar untuk disiplin, taat, sabar, dan rendah hati.
"Maka ketika kembali seharusnya kita tampil sebagai pembawa cahaya perubahan,” katanya di Salatiga, Ahad dalam sambutan tertulis Pelantikan Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PW IPHI) Jawa Tengah 2025-2030 dibacakan Pelaksana Tugas Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jateng.
Ia menyampaikan pesan yang sarat makna kebangsaan dan spiritualitas dalam kegiatan dihadiri ratusan pengurus IPHI berasal dari 35 kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah. “IPHI harus mampu menjadi institusi moral. Tidak hanya organisasi alumni, tapi rumah besar yang menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan,” katanya.
Lutfhi menyoroti pentingnya IPHI menjadi penopang ketahanan spiritual masyarakat, terutama dalam era disrupsi dan polarisasi sosial politik yang semakin tajam. Ia menegaskan para alumnus haji memiliki tanggung jawab sosial untuk menjadi teladan akhlak, disiplin, dan semangat melayani di masyarakat.
Ia menekankan pentingnya IPHI menjaga ukhuwah islamiah, bukan hanya sebagai slogan, tetapi dalam tindakan nyata. “Rawat kemabruran itu dengan kerja nyata untuk umat, bukan hanya seremonial,” katanya.
Ia juga menyinggung soal ketahanan nasional dengan peran IPHI yang bisa menjadi mitra strategis dalam mencegah paham-paham radikal, terutama melalui pendekatan dakwah yang santun dan berakar budaya lokal. “Radikalisme itu tumbuh di ruang kosong. IPHI harus hadir di ruang itu dengan cahaya moderasi, dengan bahasa yang sejuk, dan aksi yang konkret.” katanya.
Ia mendorong IPHI tak hanya fokus pada kegiatan ibadah, tetapi juga menyentuh aspek kemandirian ekonomi dan kesejahteraan sosial. “Bangun koperasi, kembangkan ekonomi syariah, dorong produk UMKM jamaah. Jangan hanya kumpul, tapi harus produktif,” katanya.
Pentingnya IPHI bertransformasi secara kelembagaan, membuka ruang seluas-luasnya bagi kader muda, serta memanfaatkan teknologi informasi untuk memperkuat manajemen organisasi. “Jika kita tidak adaptif, kita akan tertinggal. IPHI harus jadi organisasi yang terbuka, akuntabel, dan modern,” katanya.
sumber : Antara