Deretan Perusahaan Ini Tersenyum Bahagia Karena BI Tahan Suku Bunga

7 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya, hal ini pun dapat berdampak positif terhadap beberapa sektor. Secara umum, penahanan suku bunga berarti BI melihat situasi makroekonomi cukup stabil, sehingga tidak perlu mengetatkan atau melonggarkan kebijakan moneternya, sehingga beberapa sektor dapat diuntungkan.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,50%.

Sejalan dengan keputusan ini BI juga menahan suku bunga Deposit Facility pada level 4,75%, dan suku bunga Lending Facility tetap di level 6,25%.

Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5±1%, upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

Perekonomian Indonesia akan terpengaruh oleh situasi global yang kini masih penuh ketidakpastian Sederet ketidakpastian tersebut dipicu oleh dinamika perang dagang pasca Presiden AS Donald Trump mengeluarkan kebijakan impor tarif. Di samping itu ketegangan geopolitik semakin panas, terutama karena perang Israel dan Iran.

Tekanan inflasi AS menurun sejalan dengan perlambatan ekonomi meskipun ada kenaikan pada beberapa kelompok barang akibat kebijakan tarif impor. Ini nantinya akan berpengaruh kepada kebijakan suku bunga acuan AS atau Fed Fund Rate.

BI memperkirakan ekonomi nasional akan membaik pada semester II-2025. Keseluruhan tahun, BI memproyeksikan ekonomi akan tumbuh 4,6-5,4%.

CNBC Indonesia Research telah menganalisa beberapa sektor yang dapat diuntungkan dari keputusan BI menahan suku bunga acuan.

Sektor Perbankan

Meski sektor ini sering diuntungkan oleh kenaikan suku bunga karena meningkatkan margin bunga (NIM), akan tetapi saat suku bunga tetap maka Bank tetap bisa membukukan pertumbuhan kredit jika permintaan pinjaman tinggi karena suku bunga pinjaman tidak berubah. Dan risiko kredit tetap terkendali karena suku bunga tidak membebani debitur.

Beberapa saham perbankan pun dapat merespon positif kabar tersebut untuk jangka lebih panjang, meskipun pada perdagangan kemarin Rabu (18/6/2025) saham perbankan kompak melemah.

Sektor Properti

Sektor ini sangat sensitif terhadap suku bunga karena banyak pembelian properti dilakukan dengan pembiayaan (KPR). Ketika suku bunga tetap, cicilan KPR cenderung stabil, menjaga minat beli rumah/apartemen tetap baik.

Beberapa emiten pun dapat diuntungkan akan hal ini, meskipun respon beberapa saham properti usai BI tahan suku bunga masih belum terlihat, hal ini karena sentimen global yang mendorong banyak sektor terjadi penurunan.

Sektor Teknologi

Startup atau perusahaan teknologi yang sedang tumbuh alias growth stage biasanya sangat sensitif terhadap biaya modal. Suku bunga stabil menjaga cost of capital tetap rendah.

Berikut deretan saham teknologi yang terdaftar di BEI.

Sektor Otomotif

Stabilnya suku bunga juga untuk menjaga daya beli masyarakat tetap kuat. Terutama dalam kebutuhan sekunder. Dengan suku bunga tetap stabil, maka bunga kredit kendaraan pun cenderung stabil. Hal ini dapat memicu lonjakan permintaan terhadap kendaraan.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |