Direktur Keuangan di Singapura Nyaris Rugi Rp8,3 M Imbas Deepfake

10 hours ago 4

CNN Indonesia

Senin, 07 Apr 2025 12:30 WIB

Seorang direktur keuangan perusahaan multinasional di Singapura nyaris menjadi korban penipuan deepfake. Ilustrasi. Seorang direktur keuangan perusahaan multinasional di Singapura nyaris menjadi korban penipuan deepfake. (istockphoto/Bongkod Worakandecha)

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang direktur keuangan perusahaan multinasional di Singapura nyaris kehilangan lebih dari US$499 ribu atau sekitar Rp8,3 miliar (US$1=Rp16.645) usai menjadi korban penipuan lewat teknologi deepfake.

Diberitakan The Straits Times, Senin (7/4), kejadian itu bermula ketika direktur keuangan itu dihubungi seorang penipu yang menyamar sebagai atasannya di dewan direksi pada 24 Maret.

Ia diminta mengikuti rapat virtual untuk membahas restrukturisasi bisnis regional perusahaan sekaligus berkomunikasi dengan mitra eksekutif sebuah firma hukum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban kemudian menerima telepon dari orang lain yang mengaku sebagai pengacara. Ia mengatakan bahwa proyek ini begitu penting sehingga harus menandatangani perjanjian kerahasiaan.

Penipu itu lalu memberi tahu bahwa rapat virtual dipercepat menjadi 25 Maret. Korban kemudian mengikuti rapat via Zoom bersama para penipu yang wajahnya menyerupai pimpinan perusahaan berkat teknologi deepfake.

Korban setelah itu diperintahkan untuk mengirim lebih dari US$499 ribu dari rekening perusahaan ke rekening bank lain. Pada saat itu, korban tak sadar rekening itu ternyata milik penipu dan bank yang menerima berasal dari Hong Kong.

Penipuan itu akhirnya baru disadari sang direktur ketika penipu kembali meminta transfer sebesar US$1,4 juta. Ia pun langsung menghubungi bank mitra perusahaannya, lalu meminta bantuan Pusat Anti Penipuan (ASC).

ASC berhasil mengetahui tujuan uang itu dan mulai berkoordinasi dengan kepolisian Hong Kong (ADCC) untuk memulihkan uang yang hilang akibat praktik penipuan tersebut.

Uang itu akhirnya berhasil diamankan ADCC pada Jumat (28/3), begitu dengan uang sebesar US$5 ribu di rekening giro lokal yang berhasil disita oleh ASC. Polisi kemudian melanjutkan proses penyelidikan atas kasus penipuan tersebut.

Kepolisian Singapura juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, seperti menerapkan protokol di perusahaan agar dapat melakukan verifikasi lewat panggilan video maupun metode lainnya sebelum bertransaksi.

Kasus penipuan masih marak terjadi di Singapura, dengan total kerugian korban mencapai US$1,1 miliar pada 2024. Jumlah kerugian itu mencetak rekor sebagai yang tertinggi dalam satu tahun.

(frl/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |