Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Prabowo Subianto melantik Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan.
Djamari Chaniago lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 8 April 1949. Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1971 dari kecabangan Infanteri Baret Hijau Kostrad. Dari titik awal inilah karier militernya menanjak, membawa dirinya ke sejumlah posisi strategis di tubuh TNI.
Sejak perwira muda, Djamari dipercaya menempati jabatan komando di kesatuan pasukan elit. Ia pernah memimpin Yonif Linud 330/Tri Dharma, menjabat sebagai Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat, hingga Kepala Staf Brigif Linud 18/Trisula. Saat berpangkat kolonel, Djamari mengemban tugas sebagai Komandan Brigif Linud 18/Trisula dan Komandan Rindam I/Bukit Barisan, sebelum kemudian dipromosikan menjadi Kepala Staf Divisi Infanteri 2/Kostrad.
Kariernya mencapai titik penting ketika ia ditunjuk menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi pada 1997-1998.
Setahun setelahnya, ia dipercaya memimpin Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) sejak Mei 1998 hingga November 1999. Dari posisi itu, Djamari naik menjadi Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) pada November 1999-Maret 2000.
Jabatan tertinggi yang pernah diemban Djamari adalah Kepala Staf Umum TNI, posisi yang dipegangnya sejak Maret 2000 hingga Maret 2004. Dalam rentang lebih dari tiga dekade kariernya, ia menutup masa dinas dengan pangkat Letnan Jenderal.
Selain di bidang militer, Djamari sempat tercatat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. Ia masuk melalui Fraksi Utusan Daerah Jawa Barat periode 1997-1998, lalu Fraksi ABRI periode 1998-1999. Setelah pensiun, kiprahnya berlanjut di dunia korporasi. Pada 2015, ia menjabat sebagai Komisaris Utama PT Semen Padang, menggantikan Letjen (Purn) Muzani Syukur.
Namanya juga dikenal publik karena pernah menjadi bagian dari Dewan Kehormatan Perwira (DKP) bersama sejumlah jenderal lain, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Fachrul Razi. Dewan ini berperan dalam kasus internal TNI terkait penculikan aktivis 1997-1998, yang kemudian berujung pada pemecatan Prabowo Subianto dari ABRI.
Di luar dunia militer dan politik, Djamari juga tercatat pernah memimpin Harley Owners Group (HOG) Siliwangi Bandung Chapter. Namun, keterlibatannya dalam komunitas moge ini sempat menuai sorotan pada 2020 setelah terjadi insiden pengeroyokan anggota TNI di Bukittinggi yang melibatkan rombongan HOG.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)