Harga Emas Melonjak, Industri Perhiasan Ubah Strategi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kenaikan harga emas ke level tertinggi sepanjang masa kini mulai terasa dampaknya di industri perhiasan. Para perajin dan produsen menghadapi dilema: menaikkan harga jual atau mengurangi kadar emas dalam produk agar tetap terjangkau bagi konsumen.

Dalam perdagangan Selasa (7/10/2025), harga emas dunia menembus 3.977 dolar AS per ons troi, didorong oleh meningkatnya minat investor terhadap aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi global. Lonjakan harga ini mendorong perubahan signifikan di rantai pasok industri perhiasan, mulai dari desain hingga strategi pemasaran.

Menurut laporan Investopedia, banyak produsen kini mulai beradaptasi dengan cara kreatif untuk menekan biaya tanpa kehilangan nilai estetika. Desain berongga (hollow) dan penggunaan emas berlapis (gold-plated) menjadi pilihan populer agar produk tetap menarik dengan harga kompetitif. Beberapa merek bahkan beralih ke campuran logam seperti perak dan tembaga untuk menciptakan tampilan serupa emas murni namun lebih ringan di kantong.

“Desain yang cerdas bisa tetap menonjolkan kemewahan tanpa harus menggunakan terlalu banyak logam mulia,” ujar seorang desainer perhiasan yang dikutip The Wall Street Journal.

Kenaikan harga emas juga memengaruhi perilaku konsumen. Pembeli kini lebih selektif, memilih produk berdasarkan ukuran, kadar, dan nilai investasi jangka panjang. Cincin dan kalung ukuran kecil dengan desain minimalis semakin diminati karena dinilai tetap elegan namun lebih terjangkau.

Meski begitu, para pelaku industri optimistis bahwa permintaan perhiasan emas tidak akan hilang. Bagi sebagian besar masyarakat, terutama di Asia, emas masih menjadi simbol status, cinta, dan keamanan finansial.

“Tren perhiasan mungkin bergeser, tapi makna emas tetap sama. Nilainya tidak hanya di logamnya, tapi juga di tradisi dan emosi di baliknya,” kata analis pasar logam mulia dari Reuters.