Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor migas mengalami kontraksi sebesar 13,2% secara tahunan menjadi Rp 81,5 triliun pada Oktober 2025.
"Realisasi terkontraksi 13,2% yoy ini dipengaruhi oleh penurunan harga minyak mentah Indonesia (CPI) dan lifting gas bumi," kata Luky dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (29/11/2025).
Sebagai catatan, ICP memang turun sebesar 13% menjadi US$ 69,25 per barel per September 2025, dibandingkan US$ 79,62 per barel periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, lifting gas bumi turun 0,9% menjadi 960 ribu barel setara minyak per hari pada September 2025, dibandingkan 969 ribu barel setara minyak per hari pada periode yang sama tahun lalu.
Realisasi PNBP untuk minyak bumi ini turun cukup dalam, yakni hanya Rp 60,3 triliun pada akhir Oktober 2025, dibandingkan US$ 76,7 triliun pada Oktober 2024. Adapun, outlook dalam laporan semester dipatok sebesar Rp 89 triliun pada tahun ini.
"Ini pekerjaan berat, besar kita dalam dua bulan terakhir," paparnya.
Lebih lanjut, Luky memaparkan realisasi PNBP gas bumi baru mencapai Rp 21,2 triliun pada akhir Oktober 2025, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 17,2 triliun. Namun, realisasi PNBP gas bumi ini tetap harus dikejar untuk mencapai target laporan semester sebesar Rp 32 triliun pada tahun ini.
Foto: Kinerja PNBP 2025. (Dok. Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan)
Kinerja PNBP 2025. (Dok. Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan)
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
1
















































