Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (22/7/2025). IHSG mengawali sesi perdagangan dengan kenaikan 0,46% atau menguat 33,49 poin ke 7.378,49.
Penguatan ini memperpanjang reli indeks saham acuan RI tersebut dan sempat menguat 11 hari beruntun, sebelum akhirnya putus pada perdagangan Selasa (22/7/2025) kemarin yang mana IHSG berakhir terkoreksi.
Sebanyak 236 saham naik, 83 turun, dan 233 tidak bergerak. Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 283 miliar yang melibatkan 503 juta saham dalam 33.629 kali transaksi.
Pasar Asia-Pasifik dibuka menguat hari ini (23/7/2025) setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan telah menyelesaikan "Kesepakatan Besar" dengan Jepang, yang menetapkan tarif sebesar 15% atas ekspor negara tersebut ke AS.
Indeks acuan Nikkei 225 Jepang naik 1,71% pada pembukaan, sementara Topix naik 1,87%. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,89% dan indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 0,22%. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,34%.
Dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump juga mengatakan bahwa Jepang akan menginvestasikan US$550 miliar ke Amerika Serikat, dan menambahkan bahwa AS akan "menerima 90% dari keuntungannya."
Trump juga mengatakan bahwa Jepang akan "membuka negaranya untuk perdagangan, termasuk mobil dan truk, beras dan beberapa produk pertanian lainnya, serta barang-barang lainnya."
Presiden AS menambahkan bahwa kesepakatan itu juga akan menciptakan "Ratusan Ribu Lapangan Kerja."
Sementara itu, dua dari tiga indeks acuan utama Wall Street yakni S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average ditutup di zona hijau pada hari Selasa.
S&P 500 naik 0,06% dan ditutup pada level 6.309,62, menandai rekor penutupan untuk indeks tersebut. Indeks blue-chip Dow Jones naik 0,4% dan ditutup pada level 44.502,44. Di sisi lain, Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi turun 0,39% dan ditutup pada level 20.892,69.
Sementara itu, pasar keuangan RI berpotensi bergerak fluktuatif hari ini usai IHSG terkoreksi 0,72% dan reli 11 harinya terhenti pada perdagangan kemarin Selasa (22/7/2025). Sentimen kurang baik datang dari pelemahan saham-saham Prajogo Pangestu, meningkatnya ketegangan dagang AS-Uni Eropa, serta penantian arah kebijakan The Fed.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setelah Dua Hari Tergelincir, IHSG Bangkit Hari Ini