Forum Financing Indonesia’s Sustainable Infrastructure di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menegaskan pentingnya kolaborasi global dalam memperkuat pembiayaan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Langkah ini diwujudkan melalui Media Gathering bertema “Financing Indonesia’s Sustainable Infrastructure” yang digelar bersama Jakarta Foreign Correspondent Club (JFCC) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI di Jakarta, Selasa (7/10).
Forum ini menjadi ruang dialog antara pelaku pembiayaan nasional dan jurnalis internasional untuk membahas strategi pendanaan infrastruktur hijau, sekaligus memperkuat pemahaman global terhadap komitmen Indonesia dalam menghadapi krisis iklim.
Presiden Direktur IIF Rizki Pribadi Hasan menyebut bahwa percepatan pembangunan infrastruktur nasional harus diiringi dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang kuat.
“Pembangunan infrastruktur telah berkembang pesat dan hingga saat ini terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. IIF tidak hanya berperan dalam memberikan pembiayaan, tetapi juga bertanggung jawab membantu para klien dalam mengidentifikasi potensi risiko dan dampak sosial serta lingkungan melalui delapan prinsip sosial dan lingkungan IIF,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (8/10/2025).
Sebagai lembaga katalis pembangunan berkelanjutan, IIF menawarkan berbagai instrumen pembiayaan mulai dari senior dan junior loan, investasi ekuitas, hingga layanan advisory. Pendekatan ini memastikan setiap proyek infrastruktur tidak hanya layak secara ekonomi, tetapi juga selaras dengan prinsip keberlanjutan dan ketahanan iklim.
Hingga akhir 2024, IIF telah membiayai lebih dari 150 proyek infrastruktur berkelanjutan di berbagai sektor dengan total nilai mencapai sekitar Rp42,5 triliun. Portofolio ini mencakup proyek energi terbarukan, transportasi publik, air bersih, dan pengelolaan limbah yang berkontribusi langsung terhadap pengurangan emisi karbon.
Dalam forum tersebut, IIF menyoroti bahwa tantangan pembangunan ke depan menuntut kemitraan erat antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga internasional. Sinergi lintas sektor menjadi kunci untuk menciptakan infrastruktur yang tangguh terhadap perubahan iklim, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Melalui kolaborasi dengan JFCC, IIF berharap dapat memperluas jangkauan komunikasi publik global serta membuka peluang kerja sama baru dalam pembiayaan proyek hijau di Indonesia. Upaya ini sejalan dengan komitmen nasional menuju pembangunan rendah karbon dan pencapaian target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.