REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Inisiatif global Millers for Nutrition resmi diluncurkan di Indonesia dalam forum bertajuk Fortifikasi Pangan Skala Besar (LSFF) untuk Kesehatan, Status Gizi, dan Produktivitas, Rabu (11/6/2025). Program ini bertujuan mendukung produsen pangan dalam menambahkan mikronutrien esensial ke dalam makanan pokok seperti tepung terigu, minyak goreng, dan beras.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI) bersama TechnoServe, dan dihadiri oleh perwakilan pemerintah serta pelaku industri.
Peluncuran ini menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan gizi nasional di tengah masih tingginya prevalensi kekurangan zat gizi mikro, seperti defisiensi zat besi, iodium, dan vitamin A. Kondisi tersebut dinilai berdampak pada peningkatan angka kematian ibu dan anak, serta menurunnya produktivitas dan kualitas hidup.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 telah menetapkan fortifikasi pangan sebagai salah satu strategi untuk mengurangi defisiensi gizi dan memperbaiki status kesehatan masyarakat. Fortifikasi dinilai sebagai cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan asupan mikronutrien tanpa mengubah pola konsumsi.
“Program fortifikasi wajib telah menjadi komitmen bersama, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional,” kata Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bappenas, Amich Alhumami, dalam pidato yang dibacakan oleh Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas, Diah Lenggogeni.
Menurut Amich, salah satu tantangan utama dalam pembangunan sumber daya manusia adalah kekurangan zat gizi mikro yang masih cukup tinggi. Ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mendukung program fortifikasi.
“Maka itu, program Fortifikasi Pangan Skala Besar memerlukan kemitraan yang sinergis antara pemerintah, industri pangan, dan organisasi pendukung seperti organisasi profesi/akademisi, mitra pembangunan, serta LSM di bidang kesehatan, gizi, dan fortifikasi,” ujarnya.
Millers for Nutrition saat ini telah berjalan di delapan negara di Afrika dan Asia, termasuk Indonesia. Program ini menghubungkan penggilingan pangan dengan dukungan teknis, pelatihan, dan layanan konsultasi bisnis. Pendekatan ini ditujukan untuk meningkatkan mutu pangan, efisiensi produksi, serta membuka peluang pasar baru.
“Kami sangat gembira memperkenalkan Millers for Nutrition di Indonesia,” kata Monojit Indra, Senior Practice Leader TechnoServe dan Program Leader Millers for Nutrition Asia.
Dia mengatakan, pihaknya ingin menyatukan para pemangku kepentingan untuk mendukung produsen penggilingan dan pengolah pangan di Indonesia dalam mencapai keunggulan fortifikasi. “Bersama kita dapat mengubah masa depan gizi di Indonesia.”
Diskusi panel dalam forum tersebut turut menghadirkan perwakilan industri penggilingan minyak goreng, tepung terigu, dan beras yang membahas tantangan dan peluang dalam penerapan fortifikasi pangan di Indonesia. Acara ditutup dengan pemberian penghargaan dari Mitra Fortifikasi Strategis kepada sejumlah produsen dan asosiasi yang dinilai berkontribusi dalam upaya fortifikasi pangan nasional.